Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook
Studi ini secara langsung bertentangan dengan konsep bahwa aktivitas fisik menyehatkan bagi orang yang melakukannya dan aktivitas fisik cenderung berdampak positif terhadap pola tidur seseorang.
Setelah tim peneliti yang terdiri atas Holly E. Barilla, Charles Corbitt, Subhajit Chakravorty, MD, Michael Perlis, PhD, dan Michael Grandner, PhD., dari Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania mengamati pola tidur dan klasifikasi pekerjaan dari 17.000 partisipan, mereka menemukan hal yang sama sekali berbeda.
Aktivitas pekerjaan partisipan diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: rendah (kebanyakan duduk atau berdiri); sedang (mayoritas jalan kaki) dan tinggi (sebagian besar pekerjaan manual seperti buruh bangunan)
Dari situ diketahui bahwa dibandingkan partisipan yang aktivitas pekerjaannya tergolong rendah, partisipan dengan aktivitas pekerjaan yang sedang seperti pegawai kantor pos lebih cenderung tidur dengan durasi yang pendek atau panjang, sedangkan partisipan yang aktivitas pekerjaannya tinggi seperti pekerja konstruksi lebih cenderung memiliki durasi tidur yang pendek.
Seperti dilansir Medindia, Kamis (13/6/2013), menurut peneliti, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan temuan ini, diantaranya:
1. Semakin tinggi beban kerjanya, semakin panjang jam kerja yang dibutuhkan, akibatnya kondisi ini tidak memberikan kesempatan bagi pekerja untuk mendapatkan tidur semalam suntuk.
2. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan sanggup membuat pekerja terjaga semalaman.
3. Beban fisik dari pekerjaan dapat menyebabkan seseorang tetap terbangun meski hari sudah larut malam.
(vit/vit)
Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2d3d1e0c/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C130C1922590C22729360C7630Cmakin0Eberat0Ebeban0Ekerja0Epola0Etidur0Epekerja0Emakin0Etak0Esehat/story01.htm