TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom koroner akut atau yang dikenal dengan nama penyakit jantung koroner dapat menyerang siapa saja. Namun serangan jantung muncul dengan gejala yang berbeda antara pasien laki -laki dan perempuan. Jantung koroner juga memiliki gejala yang berbeda pada pasien dengan Diabetes Melitus.
"Gejala yang non klasik atau non typical biasanya ditemukan pada pasien perempuan atau pasien dengan diabetes," ujar Dokter Mohamad Zaini, Kepala Departemen Klinis Kardiovaskuler di Rumah Sakit Pelni, dalam Simposium Kardiovaskuler yang diadakan di Hotel Ritz Carlton, Sabtu kemarin.
Salah satu penyebab mengapa perempuan memiliki gejala yang tidak spesifik dibandingkan dengan gejala jantung koroner pada pria, karena proses menopause dini yang dialami oleh perempuan.
Dalam presentasinya, Mohamad Zaini menyebutkan, sindrom koroner akut adalah keadaan darurat pada pembuluh darah koroner akibat tersumbatnya pembuluh darah oleh plak yang berasal dari pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah.
Menurut Zaini, pemicu utama tersumbatnya pembuluh darah pada pasien jantung koroner adalah inflamasi atau radang yang merupakan respon fisiologis tubuh terhadap suatu gangguan dalam tubuh, stress, maupun plak yang sudah rentan lepas dari pembuluh darah.
Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. 3,8 Juta pria serta 3,4 juta perempuan meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab 48% kematian akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 1998 di Amerika Serikat.
Pemeriksaan hematologi (darah) lengkap adalah tes yang digunakan khusus untuk membantu menegakkan diagnosis, menunjang diagnosis, membantu diagnosis banding, memantau perjalanan penyakit, menilai beratnya sakit, serta menentukan tindakan apa yang harus diambil.
CHETA NILAWATY
http://www.tempo.co/read/news/2013/06/02/060485197/Jantung-Koroner-Pada-Perempuan-Muncul-Tak-Spesifik