TEMPO.CO, Jakarta - Secara umum, penumpang akan baik-baik saja dalam penerbangan. Jarang sekali ditemukan kasus yang mengalami darurat medis. Namun, dari 11.920 orang dalam penelitian yang mengalami keadaan darurat medis dalam penerbangan, 25,8 persen di antaranya dilarikan ke rumah sakit, dan 8,6 persen dirawat.
Dari 36 orang yang meninggal, 30 kematian terjadi selama penerbangan (yang lain meninggal setelah mendarat). Penelitian ini dilakukan pada lima penerbangan selama periode hampir tiga tahun (Januari 2008 sampai Oktober 2011) di Amerika Serikat.
"Keadaan darurat yang paling sering muncul dalam penerbangan adalah sinkop/blackout (perasaan melayang, pusing, hingga pingsan) yang diikuti oleh masalah pernapasan, mual, dan muntah," tulis Live Science, Rabu, 29 Mei 2013. "Sebagian besar kasus yang ditangani oleh peralatan dan obat-obatan tersedia di dalam pesawat," kata Dr Christian Martin-Gill, asisten profesor pengobatan darurat di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat.
Berdasarkan data mereka, para peneliti memperkirakan bahwa 44.000 darurat medis dalam penerbangan terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Dalam sampel penelitian, sebagian besar kasus yang menyebabkan kematian adalah karena serangan jantung.
Para peneliti mengimbau penumpang yang berprofesi sebagai dokter dan penyedia layanan kesehatan lain untuk membantu jika terjadi keadaan darurat medis dalam penerbangan. "Ada peralatan di dalam pesawat yang bisa mereka gunakan dan ada ahli di darat yang siap berkomunikasi dengan mereka," kata Martin-Gill.
Jadi, amankah perjalanan udara? Para peneliti menyimpulkan bahwa perjalanan udara umumnya aman, dalam hal kedaruratan medis. Namun, bagi penumpang yang menderita paru-paru kronis, penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kesehatan kronis lainnya harus menyiapkan hal yang mungkin perlu mereka bawa selama penerbangan. "Mereka harus selalu membawa obat-obatan pribadi mereka dan mendiskusikan dengan dokter apakah mereka perlu membawa oksigen tambahan. Dan mereka juga harusmengkoordinasikan kondisi mereka dengan maskapai penerbangan," kata Martin-Gill.
LIVE SCIENCE | ANINGTIAS JATMIKA
Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/05/31/060484705/Waspada-Kondisi-Darurat-Medis-dalam-Penerbangan