Kamis, 22 Mei 2014

Obat efektif sekaligus murah jadi tantangan program JKN

Jakarta (ANTARA News) - Tersedianya obat yang efektif sekaligus murah menjadi tantangan dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini, ujar Pakar Ekonomi Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH.

Menurutnya, sebelum program JKN berjalan, para dokter kerapkali meresepkan obat tanpa mempertimbangkan daya beli masyarakat. Namun, seiring dengan diberlakukannya program JKN, maka dokter perlu mengubah perilaku ini.

"Dengan adanya program JKN, dokter perlu meresepkan bukan hanya obat efektif tetapi juga murah. Ini tantangan terbesar kami," ujarnya yang merupakan salah satu inisiator program JKN, dalam media briefing di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, dokter dan rumah sakit seharusnya dapat bekerjasama untuk menilai dan memilih obat mana yang efektif, namun tidak sekadar murah.

"Obat murah seharga Rp1000 bisa menjadi mahal karena tidak efektif," katanya.

Sementara itu, dalam kesempa! tan yang sama, Ketua International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG), Luthfi Mardiansyah, mengungkapkan tingkat keampuhan obat memiliki pengaruh dalam pembiayaan program JKN.

"Tingginya biaya pengobatan yang antara lain disebabkan oleh kurangnya keampuhan obat akan berdampak pada beratnya beban pembiayaan program JKN," katanya.

Oleh karena itu, menurut Luthfi, agar implementasi program JKN berjalan sukses, maka diperlukan peningkatan kesadaran mengenai praktik kesehatan dengan pembiayaan efisien dalam sektor industri farmasi menjadi penting.(*)

Source : http://www.antaranews.com/berita/435227/obat-efektif-sekaligus-murah-jadi-tantangan-program-jkn