Jumat, 02 Agustus 2013

Taiwan Terserang Wabah Rabies, Diduga Bisa Menular Antar Spesies

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Taipei, Para pemilik hewan peliharaan di Taiwan bergegas memvaksinasi hewannya setelah muncul kasus rabies pada cecurut rumah. Awalnya penyakit ini menyerang musang, sehingga muncul kekhawatiran dapat menyebar antar spesies.

Otoritas kesehatan setempat tengah berupaya menanggulangi wabah tersebut. Sampai sejauh ini, setidaknya sudah ditemukan 18 kasus rabies pada musang. Pada hari Rabu (31/7/2013) kemarin, pejabat kesehatan menyatakan rabies telah menular ke cecurut rumah.

Oleh karena itu, masyarakat khawatir penyakit mematikan ini bisa bermutasi dan menyerang hewan peliharaan, yang pada akhirnya juga berisiko bagi manusia. Di daerah Kaohsiung, kota terbesar di selatan Taiwan, lebih dari 500 orang telah memvaksinasi peliharaannya. Padahal dosis vaksin yang ada hanya untuk 300 hewan.

Akibat wabah ini, surat kabar China Times yang bermarkas di Taipei pada hari Selasa (30/7/2013) lalu melaporkan, penduduk yang menemukan musang akan memukulinya sampai mati. Di kota Keelung, polisi mengaku menerima hampir 100 telepon dari warga menyusul penemuan beberapa musang yang mati.

Yen Shen-Horng, seorang profesor biologi di Sun Yat Sen University di Kaohsiung, mengatakan kepada masyarakat untuk tidak panik. Meski demikian, dia mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya cecurut rumah ditemukan terinfeksi rabies sehingga memunculkan dugaan virusnya sudah bermutasi.

Penemuan cecurut rumah yang terinfeksi ini bermula dari sebuah rumah di daerah Taitung pada tanggal 25 Juli 2013 lalu. Chang Shu-hsien, kepala Biro Inspeksi dan Karantina Kesehatan Hewan dan Tumbuhan, mengatakan bahwa cecurut tersebut bisa saja digigit oleh musang yang terinfeksi.

Seperti dilansir Medical Xpress, Jumat (2/8/2013), pemerintah kota Taipei telah membentuk unit yang bertugas memantau wabah rabies dan akan membeli lebih dari 50.000 dosis vaksin sebelum akhir Agustus ini.

Taiwan kini tercatat sebagai daerah yang rawan terkena rabies oleh The World Organisation for Animal Health (OIE) setelah terjadinya wabah pertama kali pada 17 Juli 1959. Di seluruh dunia, hanya ada 10 negara yang terdaftar bebas rabies.

Akibat penyakit ini, sekitar 55.000 orang meninggal di seluruh dunia setiap tahun. Gejalanya pada manusia meliputi kejang, kelumpuhan parsial, demam dan radang otak, atau ensefalitis. Apabila sudah terinfeksi, belum ada obat yang dapat menyembuhkan.

(pah/vit)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2f73458c/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A80C0A20C0A422210C23220A290C7630Ctaiwan0Eterserang0Ewabah0Erabies0Ediduga0Ebisa0Emenular0Eantar0Espesies/story01.htm