Kamis, 01 Agustus 2013

Anak dengan Autisme Berisiko Lebih Tinggi Kecanduan Game

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Ketika anak kecanduan bermain game, pasti menjadi sesuatu yang menjengkelkan bagi orang tua. Tapi, bagi anak yang menyandang autis, kemungkinan mereka kecanduan game akan lebih besar dibanding yang tidak memiliki autisme.

Menurut sebuah studi anak-anak dengan gangguan spektrum autisme atau attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) menghabiskan waktu dua kali lebih banyak bermain video game. Selain itu, risiko mereka kecanduan game juga meningkat dibanding anak yang normal.

"Apa yang kami temukan seperti game adiktif tersebut sebagian besar didorong oleh kurangnya perhatian," kata salah satu penulis studi dari University of Missouri di Columbia, Christopher Engelhardt, demikian ditulis Reuters, Kamis (1/8/2013).

Belum ada studi tunggal yang melihat tiga faktor dari autisme seperti kurangnya perhatian atau perilaku hiperaktif yang mendorong penggunaan video game. Dalam studi barunya, Engelhardt dan koleganya mengamati orang tua dari 141 anak laki-laki usia 8 sampai 18 tahun.

Dari jumlah 141, 56 anak mengalami gangguan spektrum autisme, 44 anak memiliki ADHD, dan sisanya 41 anak tumbuh secara normal. Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme rata-rata memainkan video game-nya 2,1 jam per hari.

Anak-anak dengan ADHD menghabiskan sekitar 1.7 jam per hari untuk bermain video game. Sedangkan, anak-anak yang tumbuh normal bermain video game selama 1,2 jam per hari. Menurut para peneliti, anak-anak dengan gangguan spektrum autisme atau ADHD lebih mungkin memiliki sistem video game di kamar mereka.

American Academic of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak-anak sebaiknya tidak menghabiskan waktu lebih dari dua jam di depan layar televisi. Para peneliti juga memberikan pertanyaan kepada orang tua mereka.

Pertanyaan tersebut terkait dengan jenis game yang paling sering dimainkan, masalah ketika mereka memainkan game, serta gejala hiperaktif dan kurangnya perhatian bagi mereka. Dari jawaban orang tua, anak-anak dengan autisme dan ADHD lebih sering bermain game permainan peran. Sedangkan, anak yang tidak menyandang autis lebih memilih bermain game olahraga atau menembak.

Dalam studi sebelumnya, role-playing game memang sudah dikaitkan dengan kecanduan video game. Selain kecanduan, anak-anak dengan autisme juga cenderung mendapatkan masalah selama memainkan game mereka. Secara keseluruhan peneliti menemukan waktu yang dihabiskan anak bermain video game berhubungan dengan kurangnya perhatian yang mereka dapatkan.

"Di antara anak-anak dengan autisme, masalah yang mereka alami saat bermain video game terjadi karena didorong kurangnya perhatian serta perilaku yang tidak hiperaktif," kata Engelhardt.

Meski begitu, Engelhardt mengatakan penelitian belum bisa menentukan penyebab mengapa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme atau ADHD lebih banyak menghabiskan waktu bermain game hingga menyebabkan mereka kecanduan. Selain itu, orang tua yang disurvei mungkin telah membatasi kemampuan peneliti untuk mendeteksi beberapa perbedaan di tiap-tiap kelompok.

"Yang nampak menjadi kasus di sini yaitu waktu rata-rata bermain game berhubungan dengan masalah yang mereka alami saat bermain video game," tutur Engelhardt.


(vit/vit)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2f6dbea9/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A80C0A10C1830A240C23218550C7630Canak0Edengan0Eautisme0Eberisiko0Elebih0Etinggi0Ekecanduan0Egame/story01.htm