Jumat, 02 Agustus 2013

Agar Kue Lebaran Tak Hanya Laris Saat Lebaran

INILAH.COM, Jakarta- Bisnis kue kering seharusnya bisa menjadi bisnis berkesinambungan. Artinya tak hanya berjalan saat menjelang hari raya, ketika pesanan membludak.

"Hal ini karena semakin banyak masyarakat Indonesia yang teredukasi dan menggangap kue bukan lagi sebagai makanan musiman yang hanya dapat dinikmati ketika Hari Raya, namun sebagai makanan pendamping sehari-hari," ujar Ina Wiyandini, pemilik Ina Cookies dalam siaran pers diskusi "Berbisnis Pastry dan Kue Secara Inovatif dan Kompetitif" bersama Fonterra Foodservices yang diterima INILAH.COM.

Apalagi, kata Ina, usahanya selalu mengalami peningkatan sedikitnya 10% setiap tahun. Inilah yang membuatnya semakin serius menekuni bisnis pastri & kue hingga kini memiliki 1.000 karyawan.

Namun diakui Ina, bisnis tersebut bukan sekadar membuat sebanyak-banyaknya kue lalu dipasarkan. Lebih jauh, agar usaha ini tidak hanya berjalan saat musim hari raya, diperlukan kemauan yang keras dan ketekunan.

"Dengan kemauan yang keras serta ketekunan mengamati tren dan juga keberanian untuk think outside the box, diyakini dapat menghasilkan kreatifitas yang diperlukan untuk dapat bersaing dan sukses di bisnis ini," ujarnya.

Ina memaparkan setidaknya ada lima kunci agar kue-kue Lebaran, Natalan tidak hanya ada pada saat Idul Fitri, Natal dan hari raya lainnya. Apa saja?

1. Buat kemasan kecil

"Harus diakui ketika hari biasa, konsumsi kue kering memang lebih sedikit. Maka, bisa disiasati dengan menghadirkan kue-kue dalam wadah berukuran kecil," ujarnya.

Misalnya, dalam satu toples kecil hanya diisi 5-10 potong kue. Sehingga pelanggan juga tidak bosan ketika menikmatinya sebagai teman minum teh atau kopi.

2. Inovasi produk

Jangan berpikiran bahwa pelanggan hanya menunggu kue nastar, kue kastangel atau putri salju. Mereka juga ingin tampilan yang baru untuk kue Lebaran mereka.

"Kalau sang pelaku usaha berani berinovasi, tentunya akan banyak kreasi yangbisa di hasilkan untuk memberikan pilihan yang beragam bagi para pecinta kue di tanah air," kata Ina yang hingga kini telah memiliki kreasi kue kering sebanyak 135 macam.

Ina mendapat inspirasi biasanya setelah mengunjungi kota atau negara.

3. Inovasi bahan

Jangan terpaku hanya pada satu bahan hanya karena umumnya sudah seperti itu. Memanfaatkan bahan baku lain justru memberi pilihan baru bagi konsumen.

"Sebetulnya banyak peluang untuk berkembang di bisnis kue. Khususnya di Indonesia tersedia banyak sekali bahan baku yang belum di gali," jelasnya.

Dia mencontohkan, membuat kue kering tak harus selalu memakai tepung terigu, tapi juga bisa memakai tepung gandum, tepung ganyong, tepung ubi dan lainnya.

Yang terpenting katanya, pemilihan bahan baku adalah yang berkualitas dan dengan aroma yang khas.

4. Lihat tren pasar

Lihat dulu apa yang menjadi keinginan pasar sebelum mulai terjun ke bisnis ini. Dia mengatakan, kebanyakan masyarakat Indonesia menyukai kue-kue bercitarasa asin.

5. Inovasi nama

Nama produk tentunya turut berkontribusi apakah produk itu akan diterima oleh publik. Setidaknya beri nama yang menarik dan unik agar pelanggan tertarik.

"Keunikan dan ciri khas juga menjadi salah satu faktor kue dapat digemari dan mendapat tempat yang istimewa di hati pelanggan," jelas Ina. [mor]

Source : http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2016334/agar-kue-lebaran-tak-hanya-laris-saat-lebaran