Sabtu, 13 Juli 2013

Tubuh Saat Puasa

TEMPO.CO, Jakarta - Orang puasa kerap merasakan kelaparan. Namun puasa yang tak melulu soal perut yang keroncongan. Saat tubuh puasa, tubuh sedang 'cuci gudang' atas zat-zat yang sering dikonsumsi.

Dr Razeen Mahroof, ahli anastesi dari Oxford menyatakan, puasa kaitanya erat dengan diet. Menurutnya, bulan Ramadan aspeknya lebih luas dari anggapan umum, sekedar kesempatan diet menurunkan berat badan.

Menurut Razeen, saat tubuh dalam kondisi normal atau saat tak puasa, glukosa yang disimpan dalam hati dan otot, menjadi sumber cadangan energi utama. Saat puasa, glukosa ini diambil sebagai energi utama. Jika glukosa habis, maka tubuh akan mengambil lemak sebagai bahan bakar.

Tapi jika puasa berlangsung lama (beberapa hari terus menerus), maka bisa menggerus glukosa dalam otot. Akibatnya, otot susut dan tubuh lemah. Dari luar, tubuh tampak susut. Ini yang secara umum disebut kelaparan.

Aktor Matthew McConaughey menggunakan metode puasa jangka lama ini untuk mendapatkan porsi tubuh sesuai perannya dalam film 'The Dallas Buyer's Club'. Di film itu, McConaughey bobotnya susut 15 kg.

Dr Razeen mengatakan, puasa Ramadhan hanya dalam taraf menguras lemak untuk bahan energi. Bukan sampai menguras otot. Penggunaan lemak untuk energi membantu penurunan berat badan. Ini mempertahankan otot dan akhirnya mengurangi tingkat kolesterol. "Proses detoksifikasi juga terjadi, karena setiap racun yang tersimpan dalam lemak tubuh dilarutkan dan dikeluarkan dari tubuh," kata Dr Razeen.

Untuk mencegah kerusakan otot, makanan harus mengandung cukup energi, seperti karbohidrat dan beberapa lemak. Setelah beberapa hari puasa, kadar endorfin muncul dalam darah, membuat lebih peka dan bahagia. Endorfin adalah hormon kebahagiaan.

Makanan yang seimbang dan asupan cairan juga penting saat puasa. Ginjal sangat efisien dalam mempertahankan air tubuh dan garam, seperti natrium dan kalium.

Nur Rochmi | NHS | Discovery

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/13/060496129/Tubuh-Saat-Puasa