Jumat, 26 Juli 2013

Tinggi Badan Pencetus Kanker?

INILAH.COM, Jakarta- Penelitian menemukan, tinggi badan wanita memiliki kaitan erat dengan risiko terkena kanker. Khususnya bagi mereka yang telah memasuki masa menopause.

Tim peneliti dari Albert Einstein College pada Universitas Kedokteran Yeshiva di New York menemukan, dari 145 ribu wanita antara usia 50 dan 79 yang memiliki tinggi badan lebih memiliki risiko lebih besar akan kanker.

"Ada indikasi menarik bahwa yang terjadi pada awal kehidupan yaitu proses memberi makan untuk pertumbuhan dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker," kata Geoffrey Kabat, penulis utama studi dan ahli epidemiologi senior seperti dikutip dari nydaily.

Hal lainnya mungkin termasuk diet serta hormon dalam tubuh yang berkontribusi terhadap pertumbuhan normal, meski para peneliti belum yakin.

Kanker melibatkan divisi yang tidak terkendali dari sel-sel abnormal pada proses yang berkaitan dengan pertumbuhan, sehingga dapat dikatakan bahwa hormon atau faktor pertumbuhan lain yang mempengaruhi tinggi juga dapat mempengaruhi risiko kanker.

Peneliti melacak 144.701 perempuan rata-rata selama 12 tahun. Ditemukan 20.928 orang di antaranya mengembangkan kanker paru.

Bahkan setelah dilakukan pemeriksaan terkait indeks massa tubuh-rasio berat dalam kaitannya dengan tinggi-risiko perempuan terkena kanker meningkat 13% untuk setiak kenaikan tinggi badan 10 cm.

Dengan setiap tambahan 10 cm, peneliti menemukan, risiko perempuan untuk kanker ginjal, rektum, tiroid atau darah naik 23-29%, dan risiko melanoma dan kanker payudara, ovarium, endometrium atau usus naik 13-17%.

Menurut American Cancer Society, risiko perempuan terkena kanker dalam sepanjang hidup mereka adalah 38,2%.

Kabat dan rekan-rekannya mengatakan mereka juga mengambil lebih dari selusin faktor risiko yang potensial mengembangkan kanker- termasuk usia, penggunaan kontrasepsi oral, riwayat merokok, konsumsi alkohol, usia saat menstruasi pertama, dan pendidikan - namun tinggi badan masih menduduki urutan tertinggi erat kaitannya terhadap risiko kanker mereka.

"Pada titik ini tampaknya mekanisme pemberian nutrisi dini yang masuk akal dapat mempengaruhi pertumbuhan kanker," kata Kabat.

Misalnya, ketika diharapkan menjadi tinggi, lalu anak-anak diberikan lebih banyak protein susu yang ternyata memiliki kemungkinan besar mengambangkan sel kanker.

"Hal ini juga mungkin bahwa semakin besar ukuran organ dan luas permukaan kulit yang terkait dengan tinggi badan dapat menempatkan sel kanker yang ditransformasikan menjadi sel yang yang ganas," kata Kabat. [mor]

Source : http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2014215/tinggi-badan-pencetus-kanker