Kamis, 25 Juli 2013

Rancangan Simpel untuk Pelanggan Ekspatriat

TEMPO.CO, Jakarta - Perancang Yati Law tidak pernah takut dengan nasib dan masa depan hidupnya. Berkarier sebagai perancang yang mengkhususkan diri kepada pelanggan orang asing membuatnya terlatih untuk siap maju, siap jatuh, dan siap maju lagi.

"Saya sejak tahun 1996 menjadi perancang. Saya mengambil pasar untuk orang asing karena lingkungan saya orang asing yang menginginkan busana yang simple tidak lebay atau banyak pernik tapi elegan. Dulu saya biasa main di kain plan sutera Thailand, katun Paris dan Jepang. Namun, tahun 2006 usaha saya bangkrut karena harga bahan impor tersebut mahal," kata Yati Law, pemilik label Lombang Batik, yang ditemui di acara buka puasa di Pendhapa Pusthika, Tirtayasa, Kebayoran Baru, hari Selasa, 24 Juli 2013.
,
Sempat di ambang kebangkrutan, Yati pun menghibur diri dengan mendaftarkan diri menjadi anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI). Di organisasi ini, dia aktif terhibur untuk turun ke daerah-daerah menyambangi beberapa titik pusat kerajinan. Sampai secara tak sengaja Yati menemukan pesona batik Pamekasan, Madura, yang penuh warna.

"Saat itu aku berpikir, wah kalau aku bikin baju untuk orang asing dari bahan batik Madura pasti seru. Warna batik Madura color full dan orang asing suka dengan permainan warna yang terang. Mereka tidak suka pakai batik yang warnanya gelap."

Dari situlah akhirnya Yati mulai kembali merancang busana untuk orang asing dengan bahan batik Madura. Bekerja sama dengan pengrajin di sana, Yati mengolah batik Madura berbahan katun dan sutera menjadi busana siap pakai.

"Semuanya batik tulis, ada yang dari katun dan sutera yang saya kombinasikan dengan lace, brokat dan bordir. Orang Barat suka yang modifikasi, tapi tetap menyajikan sisi elegan dan eksklusivitasnya," kata perancang berusia 50 tahun ini.

Kini, Yati yang labelnya ada di Sogo, Metro dan Pasar Raya, mulai serius menekuni bisnisnya memenuhi permintaan pelanggan kalangan ekspatriat. Dengan batik Madura yang dirancangnya menjadi gaun simpel atau gaun malam yang tidak terlalu ribet.

Yati menggunakan nama Lombang--yang merupakan nama salah satu pantai di Madura. "Nama ini eksotis dan orang asing suka. Saya tipe orang yang keras dan tegas. Banyak orang tertipu mengira saya berasal dari Batak, Ambon atau Menado. Padahal, saya Betawi asli. Dan kain batik saya asal Madura semakin menjelaskan diri saya yang dinilai banyak orang tegas dan keras," kata dia.

Yati membanderol koleksinya mulai Rp 500 ribu hingga di atas Rp 10 juta. Pembelinya kebanyakan berasal dari kedutaan, pegawai beberapa perusahaan asing dan dari teman-teman sendiri yang beristri orang asing. "Pakaian saya wearable masih dipakai untuk orang Indonesia juga. Hanya saja saya tidak banyak pernik, tapi tetap memberikan kesan elegan," ujar dia.

HADRIANI P

Baca juga

Kate Sempat Menyalon Sebelum Perlihatkan Bayinya
Shinta Antonia, Inspirasi dari Singkawang
Louis Vuitton Gandeng Seniman Indonesia

 

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/25/110499669/Rancangan-Simpel-untuk-Pelanggan-Ekspatriat