Minggu, 07 Juli 2013

Ramadan dengan Harmonisasi Batik Abstrak Bandung

TEMPO.CO, Jakarta -Ramadan tinggal menghitung hari, banyak persiapan yang sudah dilakukan masyarakat untuk menyambut momen bulan suci ini. Salah satunya adalah Tetet Cahyati Popo Iskandar, sang pelopor batik abstrak Bandung. Dalam acara gathering tea time terbatas bersama beberapa redaktur mode media nasional yang berlangsung pada Jumat sore, 5 Juli 2013 di Dapur Sunda, Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan, penuh suka cita Tetet menghadirkan koleksi untuk menyambut Ramadan dan Idhul Fitri.

"Tema kali ini adalah harmonisasi batik abstrak Bandung dengan kebaya moderen untuk ramadan dan idhul fitri," katanya semringah. 

Tidak hanya dalam bentangan kain, tapi batik abstrak Bandung, karya khas putri mendiang pelukis ternama R.H. Popo Iskandar ini hadir berupa baju panjang atau tunik, kebaya, kain, rok ikat, celana pan jang, rok pendek, tas dompet, sandal, sepatu dan jam tangan.

Menurutnya, kali ini dia menghadirkan batik abstrak Bandung untuk suka citanya menyambut momen khusus ramadan dan Idhul Fitri.

"Sebagai pencipta dan perancang batik abstrak Bandung, saya ingin ikut ambil bagian dalam momen istimewa ini," kata Tetet menjelaskan pada koleksinya ini hadir di Pasar Raya, Centro dan Metro. 

"Rasanya cantik juga kalau ramadan dan lebaran mengenakan batik abstrak Bandung dengan corak ragamnya dan warna indah menarik," kata Tetet.

Tetet mengatakan pada karya di bulan suci ini menghadirkan corak ragam batik abstrak terbaru seperti Nyanyian Jiwa, Seusai Hujan, Cerianya Duniaku, Serenda, dan Living Energy.

"Dengan motif-motif tersebut akan memberikan nuansa kesucian menunaikan ibadah bulan suci. Ada perpaduan warna lembut dan warna yang lebih negjreng, namun intinya adalah semua warna itu memberi sesuatu yang lebih indah, menjadikan lebih khusyu menunaikan ibadah ramadan dengan hati suci dan kedamaian," kata Tetet.

Wanita berambut pendek ini menciptakan batiknya pada 2007. Batik kreasinya berbeda dengan batik biasa. Karena pada batik ini tidak ada motif bunga, burung, atau ragam hias klasik, seperti parang dan kawung, yang sarat makna.

"Batik abstrak saya berupa sapuan garis geometris dengan aneka warna lembut, cerah bahkan yang ngejreng. Untuk motifnya memang lepas dari pakem batik tradisional dan lebih abstrak, tetapi teknik membatiknya tetap sama."

Dia mengakui kehadiran batiknya merupakan gebrakan seni lukis dan batik di Indonesia.

Menurutnya, batik abstrak kontemporer ini tampil ekspresif, bebas, bahkan polos, yang menjadi bentuk murni ungkapan jiwa. Dia menjelaskan sebagian batiknya berisi sebuah kejujuran, seperti goresan polos anak-anak yang bedrmakna jujur dan ceria.

Tetet menegaskan kekuatan batiknya terletak pada warna serta corak yang menampilkan ciri khas.

"Begitu melihatnya, kita akan langsung mudah mengenali sebagai batik abstrak Bandung. Nah, untuk mengenali ciri batik saya mudah, yakni berwarna cerah, motif geometris, dan replika lukisan."

Dia menceritakan karyanya lahir lewat inspirasi berbagai media. Bermula dari sebuah puisi ciptaannya yang dituangkan menjadi lagu, lalu sebagai lukisan, yang dilanjutkan menjadi batik di atas sehelai kain sutra.

Kini, melalui semua karya tersebut, Tetet sudah melanglang buana ke mancanegara mengikuti pameran dan peragaan busana, seperti di Hong Kong, Yunani, Cekoslovakia, Italia, Belanda, serta Monako.

HADRIANI P


Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/06/110494064/Ramadan-dengan-Harmonisasi-Batik-Abstrak-Bandung