Selasa, 09 Juli 2013

Malam Pertama 'Gagal' karena Vaginismus? Jangan Buru-buru Panik

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Setelah resmi menikah, ada beberapa pasangan yang 'gagal' melangsungkan malam pertamanya. Si wanita merasakan sakit yang luar biasa ketika akan berhubungan intim dengan sang suami. Jika kondisi ini Anda alami, jangan buru-buru panik.

Saat perempuan merasa sakit saat terjadi penetrasi akibat kejang spontan pada otot-otot vagina, maka kondisi ini disebut vaginismus. Menurut terapis kesehatan seksual, Matty Silver, vaginismus terjadi karena kontraksi involunter otot-otot di sekitar pintu masuk ke vagina. Kemudian otot-otot tersebut kejang dan menyempitkan mulut vagina. Sehingga, hampir tidak mungkin bagi wanita untuk melakukan hubungan intim.

"Si pria tidak bisa 'menembus' vagina dan rasanya ia seperti menabrak dinding batu bata," kata Matty, seperti dikutip smh.com.au, Senin (8/7/2013).

Wanita yang mengalami vaginismus, menurut Matty, mungkin tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri hingga ia merasa gagal dan malu yang berkepanjangan. Selain itu, si pria kemungkinan akan kehilangan hasrat bercintanya dan memiliki masalah terkait ereksi. Kombinasi kesulitan ereksi dan vaginismu tidak jarang terjadi.

"Pria takut menyakiti pasangannya dan kehilangan ereksi setiap kali ingin mencoba menembus vagina pasangannya," jelas Matty. Bahkan, bagi beberapa pria, ada yang sudah ejakulasi sebelum bisa menembus vagina.

Bagi beberapa pasangan, hal ini memang terdengar tabu sehingga mereka merasa malu membicarakannya dengan orang lain. Setelah bertahun-tahun mereka mengalami hal ini, barulah mereka meminta bantuan para ahli.

"Klien saya sering mengatakan bahwa tidak ada yang salah, semuanya ada di kepala Anda dan bagaimana Anda terbiasa untuk itu. Bahkan Anda bisa menggunakan krim anestesi atau minum alkohol agar merasa lebih santai," urai Matty.

Beberapa wanita mengatakan 'pintu' vagina mereka terlalu kecil dan mereka perlu melakukan operasi untuk memperlebar pintu vagina. Salah satunya dengan menjalani hymenectomy, operasi menghilangkan semua atau sebagian dari selaput dara.

Matty menuturkan vaginismus bisa diobati melalui konseling, pengurangan kecemasan, dan pelatihan otot-otot dasar panggul. Pendidikan psikoseksual juga penting karena akan memberi wanita pengetahuan tentang anatomi seksual.

Pengobatan terhadap vaginismus juga berupa latihan mengurangi refleks ketakutan saat berkontraksi. Selain itu, diberikan pula pengajaran untuk menjaga otot panggul tetap rileks selama berhubungan seksual.

"Keberhasilan pengobatan tidak memerlukan obat-obatan, operasi, suntik botox, hipnosis, atau teknik invasif yang kompleks karena kondisi itu bisa pulih sepenuhnya," imbuh Matty.

(vit/vit)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2e5d13d3/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A70C0A80C19310A0A0C22961870C1390A0Cmalam0Epertama0Egagal0Ekarena0Evaginismus0Ejangan0Eburu0Eburu0Epanik/story01.htm