Minggu, 21 Juli 2013

Kreativitas Tanpa Batas Merdi Sihombing

TEMPO.CO, Jakarta -Merdi Sihombing yang melakukan pameran berjudul "Travel in Cloth, Partonun Ulos" yang digelar di Galeri Nasional Jakarta, sejak 19 Juli hingga 16 Agustus 2013, mengaku sedih dan prihatin. Pada acara pameran kali ini, Merdi melakukan revitalisasi 40 kain ulos berciri khas, filosofi dan nilai tradisi yang terjaga dengan pewarnaan alami.

"Terkadang saya sedih, mengapa kekayaan dan keindahan kebudayaan Batak hampir punah? Apalagi bila ada orang yang mengatakan dan menganggap benda-benda kuno mengandung pemujaan setan yang harus dimusnahkan. Padahal sebenarnya tidak. Ini merupakan seni budaya warisan leluhur yang seharusnya dijaga kelestariannya," ungkap Merdi yang ditemui di sela-sela pameran pada Jumat, 19 Juli di Galeri Nasional Jakarta.

Merdi sangat mengharapkan pameran kali ini dapat membawa Indonesia ke kancah yang lebih luas lagi. Sebagai salah desainer yang suka menabrak-nabrak rambu agar menghasilkan karya unik dengan mengangkat komunitas industri kreatif.

"Saya memang dikenal sebagai sosok yang tanpa henti melakukan kreativitas tanpa batas. Melalui karya saya ini, ingin supaya ulos lebih dikenal atau memasyarakat," ujarnya.

Dia mengatakan pada ulos yang dikenakan masyarakat Batak termasuk yang kurang dikenal masyarakat luas. Karena itulah, jebolan Seni Rupa jurusan Kriya Tekstil Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menggunakan pendekatan lain mengenalkan ulos.

"Saya sangat menyadari ulos harus dapat memenuhi selera masyarakat tanpa meninggalkan filosofi. Karena itu, dalam mengolah ulos ke dalam warna-warna baru, dan benang yang lebih lembut, saya tetap menyertakan filosofi atau pakem kalau dalam istilah batik di Jawa," kata dia.

Dia menceritakan beragam ulos di Sumatra Utara yang dikerjakan dan dikembalikan Merdi dengan gaya masa kini tanpa meninggalkan filosofi dan ciri khasnya. Dia mengolah ulos ke dalam warna-warna baru berbahan pewarna alam.

"Untuk modifikasi komposisi motif ulos saya supaya menjadi lebih menarik saya memakai pengganti manik alam. Misalnya pemakaian kristal Swarovski ataupun mutiara. Kalau pada ulos lama ada ornamen adat tersendiri, namun dengan modifikasi pernik yang saya lakukan akan mempercantik karya saya untuk bisa dikenakan saat ini," ujarnya.

Merdi selalu meyakini, karya-karyanya bisa diperhitungkan dengan membuat suatu produk yang dilirik dunia yang dibungkus dengan kreativitas.

"Syarat utama yang juga penting adalah alam dijaga dengan menciptakan produk yang ramah lingkungan. Produk begini perlu dipertahankan, dan saya akan selalu terpacu melakukan sebuah riset untuk menunjang karya saya. Kemudian hal lain yang juga penting adalah menjalin kerja dengan para komunitas seperti ini yang tentunya juga harus dipertahankan pemerintah," ungkap Merdi panjang lebar.

HADRIANI P
Baca berita lain
Revitalisasi Tenun Ulos
Gelar Batik Nusantara 2013, Inovasi Batik Indonesia
Pria Metroseksual Makin Banyak

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/21/110498262/Kreativitas-Tanpa-Batas-Merdi-Sihombing