Jumat, 12 Juli 2013

Kisah Pasien 3 Kanker Kronis yang Sembuh dengan Menjadi Vegetarian

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Bukan tanpa alasan jika kanker diplesetkan menjadi 'kantong kering'. Penyakit mematikan ini memang menguras biaya pengobatan yang tak sedikit. Uniknya, ada seorang pasien kanker yang berhasil sembuh hanya dengan menjadi vegetarian.

Liong Pit Lin dulunya adalah seorang wanita karir yang workaholic. Seperti halnya orang kantoran yang sibuk pada umumnya, dia tak pikir-pikir dalam menyantap makanan. Yang penting asal kenyang, masalah nutrisi urusan belakangan, begitu yang ada di benaknya ketika itu.

Makanan seperti junk food dilahapnya tanpa pikir panjang. Hingga suatu ketika di tahun 1996, dia melihat ada benjolan di payudaranya. Ternyata dokter mendiagnosisnya dengan kanker. Penyakit ini membuat payudaranya mau tak mau harus diangkat karena sudah berkembang begitu parah.

Ternyata penderitaannya tak sampai di situ. Beberapa saat kemudian dokter menemukan adanya tumor sebesar kepalan tangan di dalam rahimnya. Lagi-lagi, dia harus menjalani operasi. Selang berapa lama, dokter menemukan kanker telah menyebar ke tulang belakangnya.

"Rasanya sakit luar biasa. Berat badan saya sampai menyusut dari 56 kg menjadi 30 kg. Benar-benar tinggal tulang. Saya dikasih obat morfin sampai tak bisa buang air besar. Harus diinfus," kenang wanita berusia 55 tahun ini.

Dalam temu media 'Belajar Pola Hidup Sehat untuk Perangi Kanker' yang digelar di Rumah Anyo, Jl Anggrek Neli, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (12/7/2013), Liong Pit Lin mengisahkan penderitaannya ini dia alami selama 3 tahun lamanya. Berbagai pengobatan sudah dicoba, mulai dari yang tradisional hingga kemoterapi yang menyakitkan. Namun hasilnya tak memuaskan.

Akibat penyakit dan pengobatan yang dia jalani, pita suaranya sempat lengket dengan tenggorokan. Dia harus dioperasi untuk memasang tracheostomy. Kini dia tak bisa bernapas lewat hidung, melainkan lewat lubang di tenggorokan. Untuk bisa berbicara, dia harus memegang lubang yang ada tepat di tengah-tengah lehernya.

Setelah sekian lama bolak-balik ke rumah sakit, hingga puncaknya sempat diopname selama beberapa bulan lamanya, dokter akhirnya angkat tangan. Usia Liong Pit Lin diperkirakan tak lama lagi, lalu dipulangkan ke rumah agar dekat dengan keluarga di saat-saat terakhirnya. Namun dia masih memiliki kemauan kuat untuk sembuh.

Liong Pit Lin lantas beralih menggunakan cara-cara alami dengan mengkonsumsi makanan sehat dari alam. Dia berubah menjadi vegetarian, meninggalkan daging, telur dan berfokus mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Nasi putih yang biasa disantap diganti dengan nasi merah.

Ajaib. Beberapa lama kemudian kondisinya berangsur-angsur membaik. Metode ini dia lakukan setiap hari dan semakin rutin disamping menjalani pengobatan medis yang sudah diberikan sebelumnya. Kini, dia sudah sembuh total dari penyakit kanker yang hampir merenggut nyawanya. Walau begitu, pola hidup vegetarian masih dia jalani selama 15 tahun sampai sekarang.

"Sebenarnya dulu saya belajar di Amerika. Saya melihat orang kena kanker sembuh. Tapi saya tak percaya. Masa sih cuma makan daun-daun bisa sembuh? Setelah saya menghadapi jalan buntu dan dicoba, eh malah jadi. Tapi juga harus ada semangat untuk sembuh," terangnya.

Kini Liong Pit Lin aktif membagikan pengalaman dan jurus vegetariannya kepada sesama pasien kanker. Dia bahkan membuka semacam konsultasi pribadi, hanya saja tidak dipungut biaya. Dalam seminggu, ada 35 -80 pasien yang datang kepadanya, sampai-sampai dia harus mempekerjakan asisten untuk menangani jadwal konsultasi.

"Ada pasien yang sembuh ada yang tidak. Yang tak sembuh biasanya karena mengeluh tidak enak atau tidak doyan, kenapa sih saya sakit? Dia yang lebih jahat saja nggak sakit," tuturnya.

(pah/vit)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2e8b1242/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A70C120C0A658280C230A0A1830C7630Ckisah0Epasien0E30Ekanker0Ekronis0Eyang0Esembuh0Edengan0Emenjadi0Evegetarian/story01.htm