Jumat, 05 Juli 2013

Ini Dia Bukti Ilmiah di Balik Sehatnya Berjalan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu cara terbaik untuk meredakan tekanan hari ini adalah dengan berjalan kaki. Berjalan kaki telah lama dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengatasi kecemasan dan depresi. Namun, mekanisme otak di balik fenomena ini tetap menjadi misteri. Kini, hal sederhana ini telah dikuatkan dengan bukti ilmiah yang dilaporkan dalam Journal of Neuroscience.

"Tes pada tikus menunjukkan, saat tikus aktif bergerak, neuron penenang di otak menjadi aktif," tulis Daily Mail, Kamis, 4 Juli 2013. Peneliti membagi tikus dalam 2 kelompok. Kelompok pertama dibiarkan diam sementara kelompok lainnya dibuat berlari berkeliling. Kemudian, peneliti menguji jumlah sel otak yang terbentuk selama olahraga kecil ini.

Otak tikus pelari memiliki jumlah neuron baru yang dirancang khusus untuk menghambat aktivitas otak. Ini membuat otak tenang dan bersemangat. Percobaan kedua dilakukan, tikus pelari dimasukkan ke dalam air es, suatu lingkungan yang menciptakan stres. Ternyata, tikus ini mampu mengatasi stres lebih baik dibandingkan tikus yang sebelumnya dibiarkan diam saja.

Meski baru dilakukan pada tikus, peneliti meyakini, hal ini juga terjadi pada manusia. Berjalan cepat akan menenangkan diri. Pasalnya, berjalan akan memicu sel-sel saraf di otak untuk mengendurkan indera yang akhirnya membuat tubuh rileks.

Profesor Elizabeth Gould, dari Universitas Princeton, New York, mengatakan aktivitas fisik akan mereorganisasi otak sehingga kecemasan cenderung tidak mengganggu fungsi normal. "Memahami bagaimana otak mengatur perilaku cemas akan memberi kita petunjuk potensial untuk membantu orang mengatasi kecemasan," kata dia.


DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA

Terpopuler:
Peneliti Jepang Temukan Cara Atasi Gigi Berlubang
Empat Alasan Presiden Mesir Digulingkan
BlackBerry Selidiki Penyebab Gangguan BBM
BNN: Novi Amilia Positif Gunakan Sabu
Presiden Mesir Digulingkan, Rakyat Berpesta

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/05/060493807/Ini-Dia-Bukti-Ilmiah-di-Balik-Sehatnya-Berjalan