Sabtu, 06 Juli 2013

Gelora Membara dari Pekan Mode Milan

TEMPO.CO, Milan -Kegelisahan menyelimuti industri mode Italia dalam sebulan terakhir. Tiga pekan lalu, Burberry, rumah mode terkemuka asal Inggris, yang selama 10 tahun terakhir selalu memamerkan koleksinya pada pekan mode Milan, mengikuti jejak Alexander McQueen untuk hengkang dan "pulang" ke London.

Tamparan terasa semakin keras setelah sepekan kemudian pengadilan Italia memutuskan Dolce & Gabbana, salah satu rumah mode terbesar di Negeri Pizza itu, bersalah dalam kasus penghindaran pajak yang diusut kejaksaan sejak tiga tahun lalu.

Tak tanggung-tanggung, desainer sekaliber Donatella Versace dan Giorgio Armani pun merasa khawatir akan meredupnya pamor kota mode, Milan. Donatella, Wakil Presiden Versace Group, mendesak agar pertemuan puncak para perancang busana Italia segera digelar untuk menggalang persatuan. Armani menyerukan agar desainer asal Italia kembali ke negerinya alih-alih sibuk tampil di ibu kota mode lainnya.

"Tentu saja, persoalan ini dari waktu ke waktu telah membawa berbagai masalah," kata Armani, seperti dikutip media setempat, Corriere della Sera.  

Meski demikian, Anda, para fashionista, tampaknya tak perlu khawatir. Setidaknya 78 perancang dan label terkemuka tetap loyal untuk hadir dalam Pekan Mode Milan yang diadakan sepekan lalu. Meski hampir semua pertunjukan diawali dengan deretan setelan hitam-hitam ataupun warna lainnya—seolah menjadi tanda duka—koleksi busana pria untuk musim semi dan panas 2014 yang mereka luncurkan seolah serentak berteriak menolak anggapan bahwa Milan jauh tertinggal oleh Paris, London, dan New York.

Rumah mode Giorgio Armani sendiri hadir dengan 61 setelan busana yang, seperti biasa, tak pernah mengecewakan. Mereka menawarkan blazer yang lembut, kardigan yang ringan, dan jaket-jaket berkerah melingkar yang digabungkan dengan T-shirt. Ada juga beberapa jas licin yang menjadikan keseluruhan pertunjukan sebagai perkawinan antara gaya kasual dan formal. Satu hal yang paling menarik perhatian di tengah parade busana itu adalah jaket motor berwarna karamel. Semua pria agaknya akan senantiasa bermimpi untuk mengenakannya.  

Adapun Donatella, lewat merek Versace, tampak lebih liar dan mengejutkan lewat setelan berbahan jacquard sutra. Beraneka jas yang dipadankan dengan celana bermuda dan sweater gombrong warna-warni, yang dikenakan model bercawat, ditampilkan beriringan di atas panggung yang dicat warna-warni.

Kemudian Prada dan Gucci tak mau ketinggalan. Meski tak bertajuk, cukup mudah mengetahui bahwa Prada mengajak kita menikmati keteduhan surga lewat beraneka pakaian warna-warni bermotif bunga dan daun palem. Begitu pula Gucci, yang menempatkan motif serupa di atas setelan jas, celana pensil tiga per empat, dan T-shirt. Kedua merek tersebut membuat Milan, yang terkesan tua, menjadi lebih muda, segar, dan menyenangkan.

AGOENG WIJAYA | AP | STYLE
Topik Terhanga
t:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak?

Terpopuler:
Pengumuman SBMPTN Dimajukan 8 Juli
Ini Kronologi Jual-beli Tanah 'Wakaf' Hilmi
Keterangan Prajurit Kopassus Ucok Irasional
Fuad Bawazier Menentang Hanura Calonkan Hary Tanoe
Temuan Jenius di Balik Serial Lie to Me

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/05/110493832/Gelora-Membara-dari-Pekan-Mode-Milan