Senin, 03 Juni 2013

Terkena GBS, Saat Tidur Paru Mahasiswi Asal Solo Ini Ikut Tidur

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Solo, Aqin Rizka Ayati saat ini hanya bisa tergolek lemah di tempat tidur rumah sakit. Dia tak kuasa berbicara dan menggerakkan anggota tubuh. Bahkan untuk berkomunikasi, gadis 19 tahun ini mengandalkan kedipan mata.

Oleh dokter, Aqin disebut mengalami Guillain Barre Syndrome (GBS), suatu penyakit yang menyerang imun dan saraf penderitanya. Kini Aqin menggantungkan pernapasannya pada ventilator. Sebab saat dirinya tidur, paru-parunya ikut tidur alias tidak bisa bernapas sendiri.

Tiga hari setelah diketahui mengalami sakit GBS, mahasiswi Pendidikan Kimia FKIP UNS angkatan 2012 ini pun diberi obat gamaras. Dia mengonsumsi obat itu selama 4 hari. Dalam satu hari, ada 4 botol gamaras yang harus dikonsumsinya. Obat itu tidak murah, per botol harganya sekitar Rp 3 juta.

"Katanya memang lama pengobatannya, pulihnya lama. Napasnya belum bisa lepas dari ventilator. Aqin sudah mau 3 minggu ini GBS. Sekarang ventilatornya pakai lubang di lehernya," terang ibunda Aqin, Kinah, dalam percakapan dengan detikHealth, Senin (3/6/2013).

Saat ini obat Gamaras memang sudah tidak lagi dikonsumsi Aqin, namun dia harus mendapat 15 macam obat-obatan maupun vitamin untuk menunjang penyembuhannya. Menurut sang ibu, dalam sehari setidaknya dikeluarkan uang Rp 2 juta. Bukan pengeluaran yang sedikit bagi Kinah yang merupakan pegawai toko dan suaminya yang bekerja serabutan.

Menurut Kinah, dirinya tidak punya Jamkesda. Selama ini keluarganya berupaya keras mengupayakan dana demi penyembuhan putri sulungnya. Untunglah masih ada orang yang mau menolong meringankan beban pembayaran pengobatan Aqin. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS menggalang dana untuk biaya pengobatan Aqin. Pun dengan guru-guru dan teman-temannya di SD hingga SMA. Bahkan ada juga orang tak dikenal yang tiba-tiba datang membawa sumbangan.

Nah, jika Anda juga ingin membantu biaya pengobatan Aqin maka bisa menyalurkannya melalui rekening 310601012015 milik ibunda Aqin, Kinah, di BRI Simpedes. Atau bisa juga langsung mengunjungi Aqin yang dirawat di ICU RS Dr Oen Surakarta, Jawa Tengah.

Menurut Kinah, sudah sepekan ini anaknya lebih tenang sehingga bisa tidur nyenyak. Beberapa waktu lalu detak jantung Aqin mencapai 140 per menit dan memiliki tensi tinggi, tapi saat ini detak jantungnya tak lebih dari 125 per menit.

Dia berharap Aqin bisa segera bernapas sendiri tanpa bantuan ventilator. Dengan demikian maka fisoterapi bisa dilakukan di rumah.

"Kalau Aqin tidur, yang napas mesin soalnya parunya ikut tidur. Tapi kalau saya bangunin ya muncul lagi (napasnya)," tutur Kinah.

Di mata Kinah, putrinya saat ini terlihat lebih gemuk lantaran pipinya kian tembem. Kulit Aqin pun bertambah putih. Dia berharap putrinya segera sembuh dan beraktivitas seperti dulu.

"Aqin sudah hampir 3 minggu GBS. Sebelumnya selama 2 minggu dirawat karena penyumbatan usus. Kalau melihat dia, saya ingin nangis tapi saya nggak boleh menangis di depannya. Aqin juga kuat dan saya terus menyemangatinya," ucap Kinah dengan suara bergetar.

(vit/mer)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2cc0afdc/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C0A30C1129430C226290A90C7630Cterkena0Egbs0Esaat0Etidur0Eparu0Emahasiswi0Easal0Esolo0Eini0Eikut0Etidur/story01.htm