Jusuf Kalla (Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)
Begitulah dikatakan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla di sela-sela Studium Generale yang membahas Pengelolaan Bencana Program Studi Pendidikan Dokter S1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis (14/6/2013)
"Kenapa banyak orang Indonesia yang melakukan pengobatan di luar negeri? Kalau banyak orang sakit atau meninggal di luar negeri, bagaimana nasib dokter di Indonesia? Sekarang orang sakit kepala saja ke Singapura. Terakhir, almarhum Pak Taufiq Kiemas juga meninggal di Singapura. Ada apa?," ujar mantan Wakil Presiden RI itu.
Menurut Kalla, kaburnya pasien ke luar negeri karena masyarakat Indonesia kurang percaya pada dokter atau rumah sakit di Indonesia.
"Walaupun saya tahu ini sulit, karena perbandingan dokter dan pasien di Indonesia belum seimbang, tapi sebagai calon dokter jangan kecil hati. Pengabdian harus terus dilakukan," kata pria yang kerap disapa Pak JK ini.
Kalla mengaku tak sebandingnya rasio jumlah dokter dan pasien di Indonesia membuat banyak dokter yang kelelahan. Sehari saja ada dokter yang bisa menangani 150 pasien.
"Di luar negeri saya pernah tanya seorang dokter, ia hanya menangani sekitar 30 pasien sehari. Tapi saya lihat di Indonesia, satu dokter 150 pasien sehari".
Kalla melihat, dengan kondisi itu membuat kualitas dokter di Indonesia menurun. Untuk itu, dokter harus bisa menjaga ilmunya supaya orang bisa percaya.
"Pendekatan psikologi pada pasien juga perlu. Apalagi bagi pasien yang pernah mengalami bencana seperti trauma. Masalah kesehatan harus jadi nomor satu," katanya menambahkan.
(Fit/Mel/*)
Source : http://health.liputan6.com/read/612854/saran-jk-agar-pasien-indonesia-tak-berobat-ke-luar-negeri
