Sabtu, 08 Juni 2013

Risiko Bila Bayi Mengonsumsi Gula Terlalu Dini

KOMPAS.com - Obesitas merupakan pangkal penyakit. Kegemukan dapat memicu risiko berbagai penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung dan beberapa jenis kanker. Saat ini masalah kegemukan bukan hanya monopoli orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Obesitas pada anak bahkan telah menjadi perhatian khusus karena kasusnya terus naik baik di negara-negara maju, bahkan negara berkembang .

Di Amerika Serikat misalnya, obesitas anak meningkat tiga kali lipat selama 30 tahun terakhir. Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, lebih dari 12,5 juta anak Amerika terkena obesitas.  Penyebab utamanya adalah konsumsi gula berlebihan, yang dimulai pada usia awal pertumbuhan.

Para orang tua sebaiknya mewaspadai asupan gula berlebihan sejak usia bayi karena berdampak pada kualitas kesehatan jangka panjang. Konsumsi gula berlebih di usia dini akan menambah jumlah kalori pada menu keseharian anak. Bila tak terkendali akan memicu kegemukan dan obesitas. Tingginya kandungan gula pun dapat mengurangi asupan nutrisi penting lainnya pada menu keseharian. Hal ini dikarenakan rasa manis sangat disukai anak. Akibatnya, anak hanya memilih makanan yang disukai.

Gula juga akan merusak  gigi anak yang baru tumbuh. Risiko ini semakin besar, jika anak kerap minum gula dari botol. Hal ini sama seperti anak yang mengemut permen tangkai setiap hari.

The American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan anak tidak minum jus sampai berusia 1 tahun. Jus juga sebaiknya diminum dari gelas, bukan botol. Jumlah yang diminum tidak lebih dari 4-6 ounce (sekitar 120-230 ml)  per hari. Pengaturan pola makan juga akan mempengaruhi kesehatan anak di masa depan.  Oleh karena itu, penting membatasi konsumsi gula pada anak.

Kenalkan buah

Kepercayaan lama menyebutkan, mengenalkan anak dengan beragam jenis buah-buahan yang manis di usia dini hanya akan menyebabkan anak doyan makanan manis dan cenderung tidak suka menyantap sayuran atau makanan lain. Akan tetapi menurut American Academi of Pediatrics, anggapan ini tidak berdasar. Selain itu, tak ada alasan medis kuat yang menyarankan agar program makan bayi harus diawali dengan suatu jenis makanan padat tertentu. Menurut para ahli, bayi terlahir secara alami dengan kesiapan beradaptasi dengan makanan manis. Pengenalan pada makanan padat tidak akan mengubah hal ini.

Yang perlu dihindari

Makanan yang mengandung gula tambahan harus dihindari. Lebih baik memberi buah segar atau yoghurt, dibanding kue, biskuit, atau es krim. Bila anak harus minum sesuatu yang manis, lebih baik memberinya jus buah dengan air yang lebih sedikit dan tanpa gula. Orangtua sebaiknya waspada pada kandungan gula pada makanan bayi.  Oleh karena itu, jangan lupa untuk memeriksa label dan kandungan nutrisi semua makanan bayi termasuk produk olahan.

Source : http://health.kompas.com/read/xml/2013/06/07/10265035/Risiko.Bila.Bayi.Mengonsumsi.Gula.Terlalu.Dini