Rabu, 19 Juni 2013

Promosikan Karya Desainer Lewat 'Fashion Film'

INILAH.COM,Jakarta - Tanpa ada promosi segala sesuatu sudah barang tentu akan terasa asing apalagi di mata dunia.

Hal ini rupanya berlaku juga bagi karya seorang desainer. Lewat sebuah promosi karya-karyanyacepat dikenal hingga mancanegara.

Adalah Fashion Film, sebuah jembatan baru yang dipromotori oleh Jakarta Fashion Week (JFW) dan British Council bagi desainer-desainer Indonesia untuk mempromosikan karyanya hingga mendunia.

Selain rajin mengikuti perhelatan mode, pembuatan fashion film atau film mode dinilai efektif untuk mempromosikan karyanya agar semakin dikenal khalayak.

"Cara ini sebenarnya lebih penting ketimbang catwalk. Karena catwalk itu kan model dengan baju dan sebenarnya bisa saja lihat di website. Sementara fashion film, this is the new catwalk, yang mana bisa juga dipasarkan di Youtube," tutur Rendy Surindapati, film maker yang membuatkan fashion film untuk label Batik Chic di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (19/6)

Menurutnya, fashion film itu tak perlu berdurasi panjang.
Cukup maksimal dua menit karena fashion film bukan iklan.

"Harus ada feel brand-nya. Misalnya saja, kalau pakai brand itu tas batik, jadi dia merasakan nuansa Indonesia. Syuting pun tidak perlu memamerkan produknya. Kita bisa tampilkan gambar fabric saja," ungkapnya.

Proyek film mode (Dressing the Screen) menitikberatkan tema film mode sebagai media baru dalam mengomunikasikan fashion di era digital. Film mode merupakan format yang berkembang dari kompilasi dokumentasi style atau lini pakaian, film dengan konsep suasana hati, video yang terinspirasi dari video dengan format musik sampai film pendek naratif.

"Dengan adanya perkembangan teknologi mengapa tidak dikolaborasikan. Fashion dan film sudah jadi kepentingan,"kata Kathryn Ferguson, Praktisi dan Sutradara Film Mode Inggris dalam kesempatan yang sama.

Kegiatan Dressing the Screen sendiri meliputi lokakarya tiga hari di mana berfokus pada produksi klip film mode dan talkshow. Dari ilmu tersebut, peserta pun membuat sendiri film mode yang nantinya akan ditampilkan di perhelatan JFW 2013.

Ketujuh desainer muda yang membentuk tim mode film, di antaranya Yosafat Dwi Kurniawan, Albert Yanuar, Eridani, Toton, Jeffry Tan, Vinora, Batik Chic..

Hal ini rupanya berlaku juga bagi karya seorang desainer. Lewat sebuah promosi karya-karyanyacepat dikenal hingga mancanegara.

Adalah Fashion Film, sebuah jembatan baru yang dipromotori oleh Jakarta Fashion Week (JFW) dan British Council bagi desainer-desainer Indonesia untuk mempromosikan karyanya hingga mendunia.

Selain rajin mengikuti perhelatan mode, pembuatan fashion film atau film mode dinilai efektif untuk mempromosikan karyanya agar semakin dikenal khalayak.

"Cara ini sebenarnya lebih penting ketimbang catwalk. Karena catwalk itu kan model dengan baju dan sebenarnya bisa saja lihat di website. Sementara fashion film, this is the new catwalk, yang mana bisa juga dipasarkan di Youtube," tutur Rendy Surindapati, film maker yang membuatkan fashion film untuk label Batik Chic di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (19/6)

Menurutnya, fashion film itu tak perlu berdurasi panjang.
Cukup maksimal dua menit karena fashion film bukan iklan.

"Harus ada feel brand-nya. Misalnya saja, kalau pakai brand itu tas batik, jadi dia merasakan nuansa Indonesia. Syuting pun tidak perlu memamerkan produknya. Kita bisa tampilkan gambar fabric saja," ungkapnya.

Proyek film mode (Dressing the Screen) menitikberatkan tema film mode sebagai media baru dalam mengomunikasikan fashion di era digital. Film mode merupakan format yang berkembang dari kompilasi dokumentasi style atau lini pakaian, film dengan konsep suasana hati, video yang terinspirasi dari video dengan format musik sampai film pendek naratif.

"Dengan adanya perkembangan teknologi mengapa tidak dikolaborasikan. Fashion dan film sudah jadi kepentingan,"kata Kathryn Ferguson, Praktisi dan Sutradara Film Mode Inggris dalam kesempatan yang sama.

Kegiatan Dressing the Screen sendiri meliputi lokakarya tiga hari di mana berfokus pada produksi klip film mode dan talkshow. Dari ilmu tersebut, peserta pun membuat sendiri film mode yang nantinya akan ditampilkan di perhelatan JFW 2013.

Ketujuh desainer muda yang membentuk tim mode film, di antaranya Yosafat Dwi Kurniawan, Albert Yanuar, Eridani, Toton, Jeffry Tan, Vinora, Batik Chic.

Source : http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2001579/promosikan-karya-desainer-lewat-fashion-film