Rabu, 26 Juni 2013

Penyebab Utama Bunuh Diri Adalah Depresi

TEMPO.CO, Jakarta -Sekitar 10 tahun lalu, Wulan Putri begitu galau. Kerjanya murung. Tujuh hari tujuh malam, pegawai perusahaan minyak di Jakarta ini terus menangis di kamar. Dia diputuskan oleh pria yang telah menjalin hubungan dengannya selama empat tahun. Puncaknya, ia terdorong untuk bunuh diri.

"Gue selalu membayangkan kecelakaan yang gue harap bisa mengakhiri hidup gue," kata perempuan berusia 29 tahun ini, sekitar dua pekan lalu.

Wulan memang kemudian mencoba bunuh diri, tapi gagal. Niatnya memotong urat nadi di pergelangan tangan keburu diketahui sang ayah.

Menurut dokter spesialis kejiwaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjhin Wiguna, penyebab utama bunuh diri adalah depresi."Mereka kehilangan minat hidup serta perasaan gembira," katanya sekitar dua pekan lalu.

Depresi lahir dari kesulitan hidup dan masalah pribadi, semisal utang, pekerjaan, dan percintaan. Orang yang memilih bunuh diri, menurut Tjhin, karena merasa hidupnya tidak berarti lagi.

Angka upaya bunuh diri di negeri kita cukup memprihatinkan. Tahun ini saja, kita membaca kabar bunuh diri Briptu Andre Hutabarat, Aiptu Joko Subandi, juga Bripka Jeremmy Manurung. Ada juga kasus Bobby Yoga, seseorang yang bergelut di bidang event organizer, yang mengakhiri hidupnya karena di-bully di media sosial.

Bahkan kalau melihat catatan di Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dalam sebulan, bisa ada tiga remaja yang melakukan percobaan bunuh diri. Thjin yakin banyak di luar rumah sakit yang tidak tertangani dan tentu tidak tercatat.

Yang lebih mengerikan lagi, menurut Tjhin, orang yang pernah mencoba mengakhiri hidup, seperti Wulan, peluang untuk mencobanya lagi mencapai 50 persen. Wulan pun mengaku pernah mencoba bunuh diri lagi karena kembali mengalami kegagalan cinta.

Karena itu, orang-orang dekat perlu lebih awas. Sebenarnya bunuh diri bukanlah perbuatan ujug-ujug. Tapi ada tanda-tanda yang bisa diketahui orang-orang di sekitarnya sejak dini. Sayangnya, banyak orang meremehkannya.

Misalnya, orang mengancam atau menyatakan akan melakukan bunuh diri. Menurut psikolog Lia Sutisna Latief, ancaman bunuh diri tersebut sebenarnya justru indikasi awal. Yang dia sayangkan, orang yang "mengancam" itu justru banyak di-bully, bukan diajak berdiskusi.

"Elo mau bunuh diri silakan, tapi janji jangan gentayangin gue ye," kata Lia mencontohkan respons negatif orang sekitar yang biasanya terjadi.

HERU TRIYONO
Baca Juga

Ternyata Anjing Takut dengan Buah Lemon 
King Of The Road 2013 Hadir di Indonesia
8 Makanan untuk Kulit Sehat 
Tips Mempersiapkan Diri Mengikuti Kompetisi Lari
Hampir Buta Akibat Alergi Krim Matahari 
Lansia Indonesia Makin Bertambah

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/06/25/215491120/Penyebab-Utama-Bunuh-Diri-Adalah-Depresi