Selasa, 11 Juni 2013

Menakar Minum Saat Olahraga

TEMPO.CO, Jakarta - "Ahhh… Sakit," Ivanna Lie berteriak. Kemudian ia meluruskan kakinya sambil melempar raket ke pinggir lapangan. Otot betisnya kram. Kejadian itu sudah 27 tahun berlalu, tapi pemain bulu tangkis nasional era 1980-an itu masih mengingatnya hingga kini.

Kram itu muncul setelah selama tiga jam ia berlatih tanpa henti dengan Verawaty Wiharjo, pasangannya di kejuaraan Indonesia Terbuka tahun 1986. Tapi bukan hanya latihan berjam-jam yang membuatnya kram. Lie menyadari bahwa dirinya lupa satu hal: minum. "Kramnya sih hilang saat direnggangkan, tapi tetap nyeri," kata Lie ketika berbagi pengalamannya dengan Tempo, Rabu lalu.

Pada dua jam awal latihan, Lie sebenarnya sudah lemas, tapi ia memaksakan diri. Lie merasa dengkul kakinya bergetar. Hasil diagnosis menunjukkan bahwa Lie bukan cedera karena kurang pemanasan, melainkan kurang cairan alias dehidrasi. "Keasyikan latihan," ujar Lie, yang kini berusia 55 tahun dan cuma bisa olahraga rekreasi.

Menurut dokter spesialis olahraga, Tanya Tatyana Rotikan, kasus seperti Lie kerap terjadi. Bukan hanya pada atlet, tapi juga pada orang yang melakukan olahraga rekreasi, seperti lari kecil, aerobik, atau latihan beban.

Efek dehidrasi itu, ujar dia, bisa mempengaruhi fungsi otot. Elektrolit, ion bermuatan listrik yang membuat fungsi otot bekerja, tidak seimbang karena kurang cairan. "Sehingga otot menjadi kram," ujarnya dalam kesempatan terpisah, Rabu lalu.

Kecuali oksigen, tubuh kita memang butuh pasokan air. Hampir dua per tiga tubuh manusia adalah air. Menurut American College of Sports Medicine, rata-rata kita kehilangan 250 mililiter air setiap hari hanya melalui pernapasan. Sedangkan selama satu jam berolahraga, kita bisa kehilangan 32 ons keringat atau 900 mililiter.

Tujuan dari asupan cairan adalah untuk mencegah kehilangan cairan akibat keringat tersebut. Untuk mengatasi hal itu, Tanya menyarankan, satu-dua jam sebelum berolahraga sebaiknya seseorang meminum 400-600 mililiter air (sekitar 2-3 gelas belimbing). Bila menderita sakit maag, perlu ditambah dengan makanan, misalnya biskuit. Tapi, kata dia, jangan sampai biskuit itu dimakan sebungkus. "Secukupnya saja. Nanti malah terkocok saat olahraga," ujarnya tertawa.

Ia juga menyarankan untuk minum di antara waktu jeda olahraga. Misalnya, saat olahraga badminton, minumlah 250 mililiter air setiap 15-20 menit atau pada waktu pergantian set. "Selesainya, minumlah 500-1.000 mililiter air," kata perempuan berusia 65 tahun itu.

Perlu diingat bahwa rasa haus bukanlah indikator yang digunakan untuk mengukur apakah Anda tercukupi cairan tubuh atau tidak. Sebab, kata Tanya, rasa itu justru gejala awal dari dehidrasi. Jadi, meskipun belum terasa haus, tetaplah minum sesuai dengan yang dianjurkan tadi. Yang harus diingat, Tanya menambahkan, jangan minum alkohol atau minuman berkafein karena menyebabkan diuresis, yakni merangsang pengeluaran urine berlebihan.

HERU TRIYONO

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/06/10/060487216/Menakar-Minum-Saat-Olahraga