Selasa, 18 Juni 2013

Dr. Adri Prasetyo, Ahli Botoks yang Tak Kalah dengan Luar Negeri

Dr. Adri Prasetyo, Ahli Botoks yang Tak Kalah dengan Luar Negeri

Dr. Adri D. Prasetyo, SpKK. (Liputan6.com/Fitri Syarifah)

Liputan6.com, Jakarta : Peningkatan yang pesat di bidang bedah estetika (kecantikan) dinilai sebagai kemajuan yang harusnya bisa dimanfaatkan oleh dokter di Indonesia. Hal ini penting karena saat ini banyak masyarakat Indonesia melakukan perawatan ke luar negeri.

Begitu dikatakan oleh ahli botox (botulinumtoxin) dan filler, Dr. Adri D. Prasetyo, SpKK yang aktif menjadi pembicara di acara International Master Course on Aging Skin (IMCAS) bahwa saat ini kemajuan Asia di bidang estetika sangat berkembang.

"Negara Eropa dan Amerika sedang mengalami krisis. Dokter di sana tidak terlalu senang ikut simposium karena kendala finansial. Berbeda dengan negara-negara Asia yang berkembang sangat cepat di bidang estetika ini. Saya sering menjadi pembicara di acara pendidikan kosmetik (IMCAS)," jelas Adri yang ditemui Liputan6.com di kawasan Kuningan, Jakarta, seperti ditulis Senin (17/6/2013).

Menurutnya, pada acara tersebut, dirinya sebagai orang Indonesia bangga memberikan pengalaman menghadapi pasien Asia khususnya Indonesia. Karena dari struktur dan pigmentasi kulit, tentu kita berbeda dengan orang Eropa. Dan dokter di Barat sangat menghargainya.

"Acara ini dulu diadakan di Paris. Tapi karena peningkatan di bidang estetika ada di Asia, sekarang banyak dokter beralih ke Asia termasuk bulan depan saya akan menjadi pembicara juga di Singapura. Di Imcas beberapa waktu lalu di Shanghai-Cina, saya memberikan pengalaman bagaimana injeksi botoks yang baik untuk orang Asia. Dan hal itu sangat dihargai dan harusnya ini menambah semangat dokter Indonesia," ucap dokter kelahiran Malang 25 Februari 1982 itu.

Adri optimistis, Indonesia bisa menjadi pusat estetika di Asia Tenggara agar tidak kalah dengan Korea Selatan.

"Kita pasti bisa. SDM (sumber daya manusia) kita ada, alatnya ada. Tinggal bagaimana kita membuat standar kedokteran dan praktek yang baik agar masyarakat Indonesia bisa percaya dengan dokter Indonesia. Karena kecantikan Indonesia berbeda dengan negara lain," tambahnya.

Alasan Jadi Dokter Estetika

Ada yang menarik pada dokter yang memiliki satu anak ini. Menurutnya, motivasi menjadi dokter sangat sederhana yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang.

"Menggabungkan medis dan sisi estetika akan membantu seseorang bukan hanya orang yang sakit, tapi juga orang hidup. Seperti bila kita melihat seseorang yang kurang percaya dirinya, kualitas hidupnya akan menurun. Nah, estetika bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup orang banyak," jelasnya.

Dalam menjalani profesi ini, Adri mengungkapkan pengalamannya yang paling berkesan dalam menangani pasiennya. Ia bercerita bagaimana ia merasa puas membantu anak kecil yang kurang mampu tanpa memungut biaya.

"Sebenarnya ada banyak pengalaman yang berkesan. Tapi ada pengalaman yang saya ingat. Saya pernah menolong anak usia enam tahun yang tidak mau sekolah. Ia memiliki tahi lalat yang sangat besar di pipinya. Di sekolahnya, ia selalu diejek, sampai akhirnya ia tidak mau sekolah," ujarnya.

Setelah itu, orangtuanya datang pada saya, dan saya coba bantu dengan tujuan meningkatkan percaya diri anak tersebut.

"Dan hasilnya pun cukup mengesankan. Bekasnya bagus, anaknya jadi mau sekolah lagi dan ia lebih percaya diri sekarang. Dengan begitu, walaupun tidak mendapat imbalan, saya senang mungkin melebihi hal lainnya," katanya.

Hal lain yang membuatnya tertarik dengan bidang esetika ialah ketika ia pernah menemukan teknik baru yang belum pernah diakukan sebelumnya.

"Estetika ini ilmunya berkembang, jadi ketika saya menemukan teknik baru yang bisa membantu orang lain tentu akan menyenangkan," ungkapnya.

Adri menambahkan walaupun ia menjadi ahli botoks dan filler, ia tidak pernah mencobanya. Tentu saja karena ia pria. Tapi ia melakukan semuanya pada keluarga yang menginginkannya.

"Saya hanya menggunakan tabir surya," jelas Adri sambil tertawa.

Biodata

Nama: Dr. Adri D. Prasetyo, SpKK

Tempat, tanggal lahir : Malang, 25 Februari 1982

Keluarga:

1. Dr. Stefani Kusnadi (Istri)

2. Nikolas Adrian Kusnadi (anak)

Pendidikan:

- Medical Doctor (Dokter Umum), Airlangga University, Surabaya

- Board Certified Dermatologist (Spesialis Kulit dan Kelamin), Airlangga University, Surabaya

- Basic Skin Surgery Certification, Philippines

- Aesthetics and Dermatologic Surgery Certification, Darmstadt, Germany

- International Training for Trainer, Filler Augmentation and Botulinum Toxin

Praktik:

- Rejuva Skin and Beauty, Jl. Raya Bukit Darmo Golf R-9, Surabaya

Pengalaman Medis:

- Ahli injeksi botulinum toxin dan filler augmentation (dokter inventor teknik single entry point nonsurgical rhinoplasty/nose job yang pertama kali dipresentasikan pada acara IMCAS di Shanghai, Juli 2012)

- Aesthetics and skin surgery - Germany certified

- Anatomi wajah untuk pengembangan ilmu estetika medis dan bedah kosmetik (bekerja sama dengan ahli anatomi Dr. Ibrahim Njoto, MHum, MKed, PA)

- Revisi bekas jerawat (acne scar)

- Facial skin resurfacing and rejuvenation (peremajaan dan perbaruan kulit wajah)

Pengalaman Pembicara:

- Faculty Member and Speaker, International Master Course on Aging Skin (IMCAS), Shanghai, Hong Kong, Singapore,

- Speaker, 4th, 5th, 6th, and 7th National Symposium of Aesthetic Medicine and Cosmetic Surgery, Indonesia

- Speaker, 12th Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Dermatology & Venereology

- Co-speaker, 22nd World Congress of Dermatology, Seoul, South Korea

(Fit/Igw/*)

Source : http://health.liputan6.com/read/614821/dr-adri-prasetyo-ahli-botoks-yang-tak-kalah-dengan-luar-negeri