Selasa, 11 Juni 2013

Cinta dan Kecanduan Seks, Serupa Tapi Tak Sama

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Cinta antara dua sejoli diyakini sebagai ikatan yang suci. Tapi cinta saja tak cukup kuat untuk membina hubungan agar tetap langgeng, seringkali nafsu dan seks ikut terlibat di dalamnya. Bahkan, cinta dan nafsu seringkali terbolak-balik, susah dibedakan.

Ketika sesorang mengungkapkan rasa cinta kepada kekasih, pada dasarnya dia sedang mengatakan bahwa dia tidak ingin rasa yang menyenangkan tersebut sirna. Sensasi menyenangkan tersebut juga dirasakan ketika bercinta, sebab tubuh mengeluarkan hormon yang sama, yaitu dopamin.

"Sulit untuk menyebut banyak bahan kimia otak yang tidak terlibat ketika terjadi ketertarikan fisik dan emosional pada 2 orang. Namun, pemain terbesarnya adalah senyawa neurokimia yang disebut dopamin, yang memicu munculnya gairah," kata dr David Moore, psikolog dan profesional ketergantungan kimia Argosy University's Seattle Campus seperti dilansir New York Daily News, Senin (10/6/2013).

Efek dari pengeluaran hormon dopamin ini akan menimbulkan sensasi senang, sehingga perasaan yang muncul saat memenangkan lotre serupa dengan perasaan saat mencapai klimaks dalam hubungan seksual. Namun pada aktifitas seksual, tak hanya dopamin saja yang dikeluarkan, tetapi juga mekanisme endorphine yang membuat ketergantungan.

Menurut dr Moore, semakin besar imbalan atau reward yang diperoleh secara fisik ataupun emosional, maka semakin cepat pula dopamin dikeluarkan dan memunculkan perasaan cinta. Hal serupa juga berlaku pada kecanduan minuman keras dan obat bius. Namun bagaimana membedakannya dalam hubungan asmara?

"Dopamin membuat pria berulang kali mencari imbalan (reward). Semakin lama mereka tidak mendapat imbalan, semakin mereka mengulang upaya untuk mendapatkannya dan pengulangan tersebut akan membangun hubungan yang kuat," kata Susan Kuchinskas, penulis buku 'The Chemistry Of Connection'.

Sedangkan bagi wanita, selain dopamin, hormon oksitosin juga merupakan perekat cinta. Pengeluaran hormon ini dirangsang oleh sentuhan, kepercayaan dan perasaan terlindungi. Semakin lama menahan diri dari hubungan seksual, maka semakin besar pula kepercayaan yang dapat terbangun.

(vit/vit)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2d15d093/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C10A0C1954440C22694940C1390A0Ccinta0Edan0Ekecanduan0Eseks0Eserupa0Etapi0Etak0Esama/story01.htm