Jumat, 21 Juni 2013

Bimbing Anak Kenali Identitas Kelaminnya

Bimbing Anak Kenali Identitas Kelaminnya

Liputan6.com, Jika dibandingkan dengan perkembangan intelektualitas dan kejiwaan anak, boleh jadi perkembangan tubuh seksual anak tidak terlalu pesat. Namun pada usia-usia balita hingga kanak-kanak ini terjadi perubahan penting pada perkembangan seksual anak.

"Orang memperlihatkan betapa beragamnya perkembangan seksual mereka di masa kanak-kanak, dan banyak faktor yang turut memengaruhi. Namun demikian, di antara berbagai perbedaan itu, ada tahapan perkembangan yang umum terjadi pada setiap orang," tulis Robert Crooks dan Karla Baur dalam buku mereka tentang seksualitas.

Menurut Kinsey Institute sejak bayi lahir hingga usia tiga tahunan seorang anak menemukan identitas jenis kelaminnya (gender identity). Sebagai orangtua tentu Anda menghadapi masa-masa ketika anak mulai mempertegas siapa dirinya dan termasuk dalam golongan yang mana.

Anda ingat bagaimana mereka menyatakannya? "Hei, aku cewek, kamu cowok. Kamu jangan di sini. Cowok-cowok di sana, dong!" begitu kurang lebih yang sering kita dengar saat balita mulai mengenal identitas kelaminnya.

Pada masa-masa ini pengaruh lingkungan maupun biologis sangat kuat, dan pengenalan mengenai identitas diri ini biasanya tidak berubah lagi selamanya. Itu sebabnya orangtua sangat dianjurkan untuk membantu anak-anak mengenal identitas kelaminnya secara jelas agar mereka tidak bingung.

Kadang kita menemukan kasus-kasus orangtua tanpa maksud buruk dan tanpa sadar telah menyebabkan anak mengalami keragu-raguan mengenai jenis kelaminnya. Saya ini perempuan atau laki-laki? Kalau perempuan mengapa saya diperlakukan seperti laki-laki? Kalau laki-laki mengapa saya dididik seperti perempuan?

Contohnya, saking besarnya keinginan orangtua memiliki anak perempuan, maka bayi laki-lakinya mulai didandani seperti perempuan. Misalnya dipakaikan rok, dibedaki, dibelikan boneka perempuan dan alat masak, dipanggil "Neng" dan seterusnya yang lazim diberikan kepada anak perempuan. Perlakuan seperti ini akan menyebabkan anak kesulitan mengenali identitas kelaminnya.

Source : http://health.liputan6.com/read/618323/bimbing-anak-kenali-identitas-kelaminnya