Kamis, 27 Juni 2013

Apakah Semua Obat Herbal Pasti Lebih Aman?

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Di tengah masyarakat beredar obat herbal dan non-herbal untuk mengobati berbagai penyakit. Dalam berbagai iklannya, produsen obat herbal mengklaim pengobatan herbal manjur dan 100 persen aman. Apakah semua obat herbal sudah pasti lebih aman?

"Itu sebenarnya klaim saja. Tumbuhan yang dikatakan berkhasiat itu hanya diuji secara pre klinis dan uji cobanya pun pada hewan, seakan-akan sudah dilakukan pada manusia," kata Kepala Klinik Obat Tradisional Indonesia (OTI) RSU dr Soetomo, dr Arijanto Jonosewejo, SpPD, FINASIM.

Hal itu disampaikan dia dalam acara 'Menyingkap Kebaikan Alam' yang diadakan di Four Seasons Hotel, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (27/6/2013).

Dalam dunia medis, terdapat dua tipe pengobatan alternatif yaitu komplementer alternatif dan alternatif saja. Komplementer alternatif misalnya pengobatan kanker dengan kemoterapi dipadukan dengan konsumsi obat herbal. Sedangkan, pengobatan alternatif adalah pengobatan yang menggunakan obat herbal saja.

Pemakaian obat herbal yang dipadukan saat kemoterapi biasanya jintan hitam untuk meningkatkan sistem imun dan temulawak untuk membuat badan tidak terasa pegal. Biasanya, maksimal hanya digunakan tiga obat herbal yang dipadukan dengan kemoterapi.

Prinsip pemakaian tanaman obat adalah promotif yaitu menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar. Tanaman obat juga bisa untuk mencegah penyakit (preventif), misalnya temulawak, yang bisa melindungi hati dari toksin-toksin.

Obat juga bisa sebagai penyembuhan penyakit (kuratif) dan juga memulihkan tubuh setelah sakit (rehabilitatif). Tapi tak hanya itu, tanaman obat juga bisa digunakan untuk mengurangi penderitaan pasien dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Bagi para pasien, menurut dr Ari, perlu juga diterapkan prinsip 4 tepat 1 waspada saat mengonsumsi obat kimia ataupun herbal. Yakni tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada efek samping.

"Karena ada orang yang menambah sendiri dosis obatnya. Lalu ketika satu orang cocok dengan satu obat, obat itu pun disebarluaskan ke orang lain," jelas dr Ari terkait pasien-pasien yang terkadang suka menyalahi aturan saat meminum obat.

(vta/vta)

Source : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2dd87cf4/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C270C0A724560C22854130C7630Capakah0Esemua0Eobat0Eherbal0Epasti0Elebih0Eaman/story01.htm