Para konselor bidang kejahatan seksual anak-anak menybutkan kasus ini muncul karena kurangnya perhatian pada para wanita yang berpotensi menjadi pelaku (pemerkosa).
Kasus ini, menurut mereka merupakan ujian dan cobaan bagi hukum yang ingin ditegakkan di negeri ini yang selama ini hanya menghukum para pria pemerkosa.
"Naiknya kasus ini merupakan titik tolak yang penting. Saya akan meminta nasihat dari para pejabat apakah perlu dilakukan perubahan undang-undang," ujar Menteri Hukum dan HAM, Judith Collins yang menyebutkan akan menyelidiki kasus ini.
Si perempuan dan anak lelaki ini, yang namanya tak ingin diseutkan, tinggal di Distrik North Island, Auckland. Kepala sekolah si bocah terkejut saat si bocah menyampaikan apa yang terjadi, katanya kepada Koran New Zealand Herald.
"Anda pasti tak akan bahagia karena berita ini," katanya mengulangi ucapan si bocah tahun lalu. Bocah ini mengatakan telah melakukan hubungan seks dengan ibu temannya "dan ini mesti disudahi".
Organisasi Male Survivors of Sexual Abuse menyebutkan, jika kasus ini terbukti, si wanita perlu dimejahijaukan. Menurut UU New Zealand, kejahatan pemerkosaan yang dilakukan pria akan dijatuhi hukuman penjara 20 tahun. Sementara untuk wanita yang memaksa pria melakukan seksual akan dikenai pasal kekerasan seksual dan bakal kena hukuman 14 tahun penjara.
Pejabat pemerintah bidang kesejahteraan rakyat yang saat ini mengasuh bayi selama dua bulan menyebutkan sedang menangani kasus ini dan mengurus masalah sekolah dan pengadilan si bocah, namun menolak untuk komentar. Demikian polisi setempat juga menolak untuk memberi komentar.
The Herald juga menyebutkan, ayah "kecil" ini yang sekarang berusia 12 tahun juga sudah memahami bagaimana memberi perhatian.
Source : http://health.liputan6.com/read/613703/anak-usia-12-tahun-sudah-jadi-ayah-setelah-ml-dengan-ibu-temannya
