Jumat, 24 Mei 2013

Sejarah Perkembangan Kontrasepsi, Dulu dan Kini

Kondom generasi awal ada sejak bangsa Mesir kuno yang menggunakan membran atau kulit binatang. Bangsa Jepang zaman dahulu juga menggunakan kulit penyu sebagai kondom.

Sedangkan kondom wanita sebetulnya bukan hal baru. Wanita Romawi memilih kandung kemih kambing sebagai kondom atau pelindungnya.

Sejak abad ke-16, kondom digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti sifilis. Giancomo Girolamo Casanova yang pertama kali memanfaatkan kondom untuk mencegah kehamilan.

Tahun 1800-an, ketika pengusaha Charles Godyear mematenkan penemuan karet, hal ini turut membawa inovasi pada kondom, berupa kondom karet.

Pada awal 1930-an, lateks digunakan sebagai pembuat kondom. Kondom wanita mulai ada sejak awal 1900-an dan pada 1992, penggunaan kondom menjadi populer ketiuka polyurethane diproduksi.

Kini kondom pria terbuat dari lateks tipis, ada pula yang dari jenis polyurethane dan tacylon yang dapat ddigunakan oleh mereka yang alergi terhadap lateks.

Tak hanya itu, kondom kini tersedia dalam berbagai gaya warna dan bahkan rasa. Juga tersedia jenis yang kering, dilumasi dengan spermisida.

IUD

Alat kontrasepsi yang prinsipnya memasukkan perintang ke dalam organ intim wanita sesungguhnya sudah dikenal sejak ratusan tahun silam. Namun produk intrauterine device (IUD) dalam versi lebih modern pertama kali dibuat pada tahun 1909 oleh dr R. Richter.

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Ernst Grafenberg tahun 1920 yang membuat alat kontrasepsi mekanik dari sebuah cincin perak.

Kini IUD dibuat dari plastik dan tembaga. Pada tahun 1996, muncul IUD yang bisa menghasilkan hormon juga. IUD cukup populer sebagai salah satu alat kontrasepsi yang efektif dan penggunaannya jangka panjang.

Efek samping seperti radang pangggul dan penyebab perdarahan bercak pervagina sempat dikaitkan dengan penggunaan IUD. Tetapi, sudah banyak perbaiukan sejak penemuan ini.

Suntikan

Kontrasepsi dengan suntkan atau combined injectable contraceptive (CIC) pertama kali diproduksi pada 1950-an dan dipopulerkan oleh dr K Junkman yang mencampurkan obat semacam estradiol dengan hormom progesteron. Campuran ini ternyat memiliki efek kontrasepsi yang bisa tahan lama.

Kini badan kesehatan dunia mengharuskan pemberian kontrasepsi suntik haruslah berdasarkan pada informed consent atau persetujuan pasien. Setiap orang berhak mendapat penjelasan tentang kontradiksi atau efek sampingsetiap metode kontrasepsi.

Pil kontrasepsi

Pil kontrasepsi oral atau yang populer disebut pil KB telah banyak membantu wanita mengendalikan kehamilan selama setengah abad ini. Tapi masih banyak mitos seputar pil KB yang bertahan hingga saat ini.

Sejak pertama kali ditemukan 50 tahun lalu, pil KB telah mengalami evolusi besar mulai dari ilmu di balik pembuatannya sampai dengan zat aktif yang digunakan.

Ketika pertama kali diluncurkan, pil KB digunakan hanya sebagai pencegah kehamilan. Namun kini, pil KB moderen menawarkan manfaat kesehatan yang luas bagi wanita selain pencegahan kehamilan, seperti mengobati jerawat, membantu mengobati gejala pra-menstruasi dan mengurangi perdarahan menstruasi yang berat.

Kini, seiring perkembangan pil KB yang makin multiguna, mitos seputar pil KB juga tak pernah surut. Sebuah dokumenter dibuat untuk membongkar mitos dan kesalahpahaman yang mengelilingi pil yang kecil tapi dinamis ini.

Implan

Salah satu inovasi metode kontrasepsi jangka panjang adalah implan kontrasepsi. Cara kerjanya kurang lebih sama dengan pil, menggunakan hormon untuk mencegah terjadinya pembuahan.

Hormon ini diselipkan ke jarinan kulit. Peneelitian tentang implan sudah dilakukan sejak tahun 1967. Pada tahun 1983, implan kontrasepsi pertaa dipasarkan. Berbentuk seperi batang korek api, implan generasi aawal yang mengandung progestin terdiri dari enam batang.

Implan kerap dianggap sebagai metode berefektivitas tinggi, untuk jangka waktu 3-7 tahun.

Kini, udah ada implan terbaru dnegan nama implanon dirilis oleh Merk Sharp and Dohme (MSD), muncul dalam bentuk satu batang. Selain efektif implanon juga tak menimbulkan efek samping yang sering ditakutkan. [berbagai sumber/mor]

http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1992159/sejarah-perkembangan-kontrasepsi-dulu-dan-kini