Minggu, 05 Mei 2013

Makanan Tinggi Antioksidan Belum Tentu Menyehatkan - Detikcom

Jakarta - Kandungan antioksidan dalam makanan sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk menurunkan risiko penyakit stroke dan demensia di usia tua. Mengonsumsi lebih banyak anti oksidan dalam makanan ternyata tidak bermanfaat lebih maksimal.

Penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi antioksidan yang berlebih tidak menurunkan risiko penyakit stroke dan demensia di usia tua. Sebelumnya, para peneliti menemukan fakta bahwa anti oksidan dalam buah dan sayur bisa menurunkan risiko stroke dan dementia.

“Kami melihat manfaat jelas dan nyata dari anti oksidan yang spesifik, tapi tidak secara keseluruhan,” ujar Elizabeth Devore, ahli epidemiologi dari Brigham and Women’s Hospital yang memimpin penelitian ini.

Tahun lalu, Devore menemukan bahwa konsumsi buah berri bisa menurunkan risiko penurunan kognitif wanita. Penelitian Nurses Health Study ini pun masih berlanjut. Peneliti berpikir bahwa kandungan flavanoid dalam berri bisa berfungsi seperti antioksidan yang terkandung dalam beta karoten, vitamin C dan vitamin E.

Seperti dilansir The Salt (12/04/2013), Devore melihat data dari studi selama 14 tahun terhadap 5.000 orang berusia 55 tahun ke atas di Rotterdam, Belanda. Ditemukan bahwa orang yang makan lebih banyak vitamin E memiliki lebih sedikit risiko terserang demensia. Sedangkan orang yang makan lebih banyak vitamin C memiliki lebih sedikit risiko terserang stroke.

Saat ini Devore meneliti orang yang sama dan menemukan fakta bahwa kandungan antioksidan dalam makanan yang mereka konsumsi, tidak membantu menyembuhkan penyakit stroke dan demensia.

Penelitian menunjukkan kandungan vitamin E dan vitamin C masih bekerja sangat baik untuk otak.

Dalam penelitian terbaru, orang-orang dengan asupan antioksidan tertinggi mendapatkan sebagian besar sumber antioksidan dari kopi dan teh. Menurut Devore, kopi dan teh merupakan minuman yang penuh antioksidan dalam bentuk flavanoid.

Penelitian lain di Eropa menemukan bahwa konsumsi kopi 5 cangkir sehari dapat mencegah penyakit Alzheimer. Namun, manfaat itu tidak muncul pada orang-orang yang rutin meminum kopi dalam penelitian Devore. Menurut Devore, hal ini bisa terjadi karena asupan antioksidan bukan satu-satunya faktor dalam kasus ini.

Studi di Italia tahun 2011 menunjukkan penurunan risiko penyakit stroke pada orang-orang yang mengonsumsi antioksidan dalam jumlah banyak. Orang-orang mendapat asupan anti oksidan dari wine, buah dan sayur.

Hal ini sangat berbeda dari studi Devore di Belanda dimana asupan antioksidan berasal dari konsumsi daging, susu, serta sedikit buah dan sayur.

Hingga saat ini, para peneliti masih terus menggali hubungan antara antioksidan dan kesehatan. “Kita akan mencoba menggali informasi yang lebih spesifik bagi orang-orang,” kata Devore.

(odi/flo)

http://food.detik.com/read/2013/04/13/112607/2219340/900/makanan-tinggi-antioksidan-belum-tentu-menyehatkan?d991101284