Senin, 13 Mei 2013

Kenalkan, Sosialita Menteng, Kuningan, dan PI

TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Poppy Dharsono menanggapi wajar akan kehadiran kelompok sosialita yang kini marak dan menjadi fenomena. “Di luar negeri juga ada yang namanya kaum jetset dengan sifat dasarnya berkumpul dengan kalangannya saja.” kata Poppy kepada Tempo, pekan lalu.

Perancang senior ini mengatakan di era akhir 1970-an hingga awal 1990-an, para sosialita Indonesia adalah istri-istri pejabat dan pengusaha di masa itu. Dia menyebut nama Ibu Tien Soeharto dan anak-anaknya yang dikenal dengan kalangan papan atas Cendana seperti Mbak Tutut, Mbak Titi, Mbak Mamiek dan sebagainya.

Kemudian dia juga menyebut juga sosialita Menteng, karena hanya orang-orang mampu yang bisa tinggal di kawasan elit tertentu. Lalu juga ada sosialita Imam Bonjol, sosialita Kuningan, sosialita Pondok Indah, sosialita Sriwijaya, sosialita Dharmawangsa dan sebagainya. “Penyebutan kelompok ini lebih karena lokasi atau kawasan perumahan tempat tinggalnya,” pungkasnya..

Menurut Poppy, yang disebut sosialita gaek adalah mereka yang 'bertaring'. Maksudnya, memiliki sisi positif dari setiap acara kumpul-kumpul yang dilakukan. “Kalau melihat bagaimana sosialita gaek berkiprah dalam bidang sosial, pasti luar biasa,” katanya. Setiap kegiatan sosialita gaek selalu sarat dengan misi kemanusiaan.

Dari acara kumpul-kumpul dan ngobrol ini, lanjut Poppy, biasanya muncul ide untuk mendirikan yayasan. “Saya kagum kepada mereka membentuk kelompok sosialitanya dengan hati dan terbukti bertahan hingga sekarang,” ujarnya. Sayangnya, Poppy menolak menyebut nama-nama para sosialita gaek tersebut. Tapi mungkin Anda tahu siapa mereka.

HADRIANI P

Topik Terhangat:
Edsus Sosialita | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston

Baca juga:
Pria Tampan Diusir dari Arab Angkat Bicara
Twit Terakhir, Ustad Uje Baca Doa Mau Tidur
Ini Spesifikasi Motor Gede yang Ditunggangi Uje
Pose 'Ajaib' Para Sosialita di Depan Kamera

http://www.tempo.co/read/news/2013/04/27/108476286/Kenalkan-Sosialita-Menteng-Kuningan-dan-PI