Senin, 27 Mei 2013

Jangan Letakkan Ponsel 2,5 Cm dari Testis atau Sperma Rusak!

Jangan Letakkan Ponsel 2,5 Cm dari Testis atau Sperma Rusak!

Liputan6.com, New Delhi : Telepon seluler (ponsel) tampaknya menjadi sulit terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang jadi ketergantungan yang berlebihan dengan ponsel. Padahal, keseringan menggunakan ponsel lebih banyak bahayanya dibanding kebaikannya. Salah satunya mengurangi jumlah sperma jika ponsel diletakkan 2,5 cm.

Berikut beberapa kerugian ponsel seperti dikutip thenewage, Senin (27/5/2013):

1. Mengurangi jumlah sperma

Spesialis Ginekologis dan Infertilitas Dr Nandita Palshetkar mengatakan, testis sensitif terhadap radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dipancarkan ponsel.

"Frekuensi dan intensitasnya cenderung meningkatkan suhu di dekat jaringan ketika ponsel digunakan. Pria yang menggunakan perangkat handsfree cenderung membawa ponsel di saku celana atau dijepitkan di ikat pingang mereka ketika berbicara," kata Dr Palshetkar.

"Ketika ditempatkan dekat dengan testis , seperti di saku atau di pinggul, ponsel ditemukan terkait dengan penurunan motilitas sperma dan konsentrasi. Bahkan ponsel yang sedang beristirahat memancarkan sinyal karena mereka terus-menerus memantau gelombang udara untuk sinyal, "kata Dr Palshetkar .

Para peneliti di Amerika Serikat menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik frekuensi radio yang dipancarkan dari ponsel dapat merusak kualitas sperma.

Peneliti mengumpulkan sampel semen dari 32 laki-laki dan membagi sampel setiap pria menjadi dua bagian. Setengah air mani terkena gelombang ponsel MHz 850 dengan jarak 2,5 sentimeter (cm) dalam mode bicara selama satu jam.

Peneliti memilih jarak ini karena itu biasanya jarak testis dan saku celana seperti itu. Semen yang terkena gelombang elektromagnetik frekuensi radio dari ponsel memiliki kadar radikal bebas yang merusak, motilitas sperma rendah (kemampuan sperma untuk bergerak dan berenang) dan viabilitas spermatozoa (persentase hidup sperma), dan mungkin stres oksidatif yang lebih besar.

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kerusakan DNA antara kelompok terpajan dan tidak terpajan.

Penelitian selanjutnya menentukan apakah ada emisi berbahaya bila telepon dalam modus senyap atau siaga. "Emisi mungkin lebih kecil daripada ketika dalam mode bicara, tapi masih bisa berbahaya jika mencapai testis," kata para peneliti.

2. Orang dengan paju jantung

Ahli jantung Dr Suresh Vijan mengatakan, ponsel dan pemutar media portabel menghasilkan gelombang listrik dan magnetik yang terukur. Namun kekuatannya tak akan mempengaruhi irama jantung yang biasa.

"Berbagai ahli juga melihat apakah ponsel bisa berbahaya bagi mereka dengan alat pacu jantung implan, defibrilator internal atau perangkat serupa. Hasilnya, sebagian besar meyakinkan".

Masalah paling mungkin muncul ketika alat pacu jantung dan defibrillator sedang diprogram ulang oleh staf medis. Sinyal dari gadget konsumen bisa mengganggu pengaturan.

Telepon seharusnya selalu dimatikan dalam situasi ini. Sinyal bisa mengganggu fungsi perangkat jantung sehari-hari.

"Kami merekomendasikan bahwa mereka dengan perangkat yang ditanamkan seperti alat pacu jantung atau defibrillator jauhkan ponsel mereka setidaknya enam inci dari generator untuk meminimalkan potensi interferensi," katanya.

3. Sakit sendi

Ahli Bedah Dr Nirad Vengsarkar mengatakan, ketika Anda berlebihan kirim SMS, sendi jari mulai sakit dan terburuk bisa terkena gejala awal arthritis, terutama pada sendi interphalangeal dari ibu jari.

"Telah ada peningkatan yang stabil dalam jumlah pasien yang mengeluh nyeri di jari-jarinya".

Beberapa orang bahkan mengeluh sakit leher karena cenderung menahan telepon antara kuping dan pundak mereka saat bekerja. Selain itu, postur duduk salah.

"Semua ini telah meningkatkan jumlah pasien yang menderita nyeri sendi. saya akan menyarankan orang-orang untuk menghindari SMS terus menerus selama berjam-jam karena dalam jangka panjang akan membahayakan," ujarnya.

(Mel/Igw)

Source : http://health.liputan6.com/read/596711/jangan-letakkan-ponsel-25-cm-dari-testis-atau-sperma-rusak