Kamis, 23 Mei 2013

Hal-Hal yang Mewajibkan Bumil Bedrest

SATU dari 10 kehamilan berisiko komplikasi dan tak menutup kemungkinan berujung pada bedrest. Nah, bila Moms termasuk salah satunya, jangan khawatir atau cemas. Simak ulasan berikut ini agar lebih tahu kondisi yang memungkinkan Anda untuk bedrest.

Bedrest adalah solusi agar proses kehamilan hingga persalinan berjalan lancar. Simak a-z seputar bedrest, menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti Sp.OG(K), di bawah ini, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.

Harus Bedrest Jika...

-BuMil berisiko mengalami keguguran atau berisiko melahirkan prematur. Penyebab keguguran yaitu 80 persen terjadi pengeluaran hasil konsepsi janin sebelum usia kehamilannya mencapai 20 minggu. Hal itu bisa disebabkan karena kondisi janin tidak baik ketika usia kandungan masih di bawah 12 minggu. Sayangnya kondisi janin yang tidak baik itu tidak bisa diketahui apakah karena kelainan kromosom atau adanya kelainan di otaknya pada keguguran spontan. Bisa juga karena kondisi BuMil yang kelelahan. Meskipun persentasenya tidak banyak, langkah aman yang bisa dilakukan BuMil yang mengalami perdarahan adalah dengan bedrest.

-BuMil hamil kembar dan berisiko melahirkan prematur.

-BuMil dengan posisi ari-ari di bawah, namun usia kehamilannya belum cukup. Untuk menghindari terjadinya kontraksi yang menyebabkan perdarahan, sebaiknya bedrest.

-BuMil yang mengalami hipertensi, preklamsi, BuMil dengan penyakit sistemik yang berat seperti kelainan jantung, infeksi paru-paru, demam tinggi, tifus dan cacar.

Manfaat Bedrest

Tujuan utama bedrest adalah mengurangi metabolisme pada tubuh BuMil, sehingga oksigen yang terpakai lebih sedikit dan oksigen yang tersalurkan untuk bayi akan lebih banyak.

Berkurangnya oksigen pada bayi bisa menimbulkan kontraksi pada rahim. Kemudian kontraksi bisa menimbulkan perdarahan yang membahayakan kondisi ibu serta janin. Berkurangnya oksigen juga dapat menyebabkan perkembangan bayi terhambat. Akibatnya, dapat membuat bayi lahir lebih awal (prematur).

Dengan berkurangnya oksigen, selain bisa berakibat pada bayi juga bisa berdampak pada sang Ibu, yaitu sesak napas.

Lamanya Bedrest

Setiap BuMil tidak bisa disamaratakan. Misalnya saja pada BuMil yang mengalami perdarahan, jika perdarahannya cepat selesai, maka lebih cepat pula bedrest yang dilakukan. Begitu pula dengan BuMil yang mengandung janin kembar, kemungkinan BuMil tidak bisa melakukan aktivitas hingga batas waktu melahirkan.

Jadi lamanya bedrest sangat bergantung dengan bagaimana kondisi BuMil, seberapa besar kehamilannya, apa penyebabnya dan apa target dokter meminta BuMil untuk bedrest. Terkadang target yang dilakukan adalah menunggu usia kehamilan cukup bulan untuk dilakukan persalinan, misalnya pada kasus BuMil yang mengalami preklamsi dan usia kehamilan masih 28 minggu. Karena standar yang dipakai untuk usia persalinan adalah 35 minggu, maka BuMil tersebut harus menjalankan bedrest sampai usia kehamilannya mencapai 35 minggu atau persalinan cukup bulan. Saat bedrest itulah, sambil menunggu proses pematangan paru-paru janin, BuMil diberi obat agar tidak terjadi kontraksi.

Rumah VS Rumah Sakit

Ada dua jenis bedrest yakni bedrest total dan bedrest parsial. Bedrest total berarti semua kegiatan termasuk buang air kecil dan besar harus di lakukan di atas tempat tidur dan tidak boleh beraktivitas harian seperti biasa.

Sedangkan bedrest parsial adalah mengurangi aktivitas yang berat, sementara aktivitas ringan masih boleh dilakukan.

Adapun Bedrest di rumah atau di rumah sakit, sangat bergantung dari berat tidaknya kasus yang dialami BuMil. Kalau hanya merasa sakit di perut saat jalan kaki tapi saat duduk tidak merasa apa-apa, kemungkinan, dokter akan menganjurkan istirahat di rumah saja.

Beda kasus jika BuMil mengalami perdarahan atau pecah ketuban. BuMil harus benar-benar menjalankan bedrest total dan mengurangi gerakan, agar tidak memicu kembali perdarahan.

Biasanya, untuk memutuskan apakah bedrest dilakukan di rumah atau di rumah sakit, dokter akan melihat apakah potensi untuk mempertahankan kehamilan cukup besar atau tidak. Jika ancaman kegugurannya cukup serius, maka sebaiknya dilakukan di rumah sakit untuk mempermudah pemantauan.

Atau bagi BuMil yang merasa tidak bisa total istirahat di rumah bisa disarankan untuk melakukan bedrest di rumah sakit agar kondisinya segera membaik. (ind)
(tty)

http://health.okezone.com/read/2013/05/06/483/803105/hal-hal-yang-mewajibkan-bumil-bedrest