Jumat, 10 Mei 2013

Bayi Sembelit Terus, Awas Hirscsprung! - okehealth - Okezone.com - Okezone

JANGAN abaikan kalau bayi sering kembung dan susah buang air besar sejak lahir, bisa jadi ia terkena hirschsprung. Apa itu?

Penyakit hirschsprung, dikatakan dr. Muzal Kadim Sp.A(K), adalah suatu kelainan bawaan atau gangguan pada usus besar yang sudah terjadi sejak bayi tersebut dilahirkan. “Tepatnya, terdapat gangguan dalam pembentukan saraf di usus besar atau kolon. Padahal, sel saraf ini sangat dibutuhkan dalam pergerakan usus,” katanya.

Saraf terbentuk di usus besar pada minggu ke-8 kehamilan. Sedangkan saraf pada rektum terjadi pada minggu ke-12. Nah, pada anak dengan penyakit hirschsprung, ada beberapa sel saraf â€" disebut ganglion â€" tidak terbentuk, atau kalaupun ada, sedikit sekali.

Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus - disebut gerakan peristaltik. Karena tidak terbentuknya sel saraf tadi, gerakan peristaltik normal tidak terjadi. Akibatnya bagian ujung usus tidak bisa mengeluarkan kotoran yang berada di bagian atas usus. Sehingga lama kelamaan bisa terjadi pelebaran usus di bagian atas. 

Sampai sekarang, hirschsprung tidak bisa dicegah. Angka kejadiannya yaitu 1:5000 kelahiran. Meskipun belum diketahui penyebabnya, namun hirschsprung banyak terjadi pada bayi dengan jenis kelamin laki-laki, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.

Kenali Gejalanya

Pada baru lahir, hirschsprung bisa dikenali dengan melihat gejala yang terjadi, yaitu terlambatnya pengeluaran mekonium. Umumnya mekonium sudah keluar kurang dari 24 jam setelah bayi dilahirkan. Jika bayi tidak mengeluarkan mekonium lebih dari 48 jam sejak ia dilahirkan, maka perlu waspada bahwa bayi mengalami hirschsprung.

Gejala secara klinis lainnya pada bayi atau anak-anak adalah susah buang air besar atau sembelit, perut kembung, muntah dan jika bagian bawah usus atau rektum dicolok dengan jari atau diberikan pelebaran sedikit, maka kotoran akan menyemprot keluar.

Umumnya gejala yang berat ditandai dengan buang air kecil sudah sulit sejak lahir dan tidak buang air besar selama seminggu, kembung perut lebih hebat, muntah, dan berat badan sejak lahir sudah terlihat gagal tumbuh atau tidak bertambah.

Komplikasi

Komplikasi yang bisa terjadi pada bayi yang mengalami hirschsprung adalah gagal tumbuh yang dipicu oleh berat badan yang tidak kunjung meningkat, dan mengalami diare setelah dilakukan pencolokan karena lama tidak buang-buang air besar.

Selain itu juga bisa terjadi pertumbuhan bakteri yang cepat (overgrowth bactery) di dalam usus yang disebabkan tinja yang mengumpul dan tidak bisa keluar. Seharusnya mekanisme tubuh terus bergerak secara teratur untuk mengeluarkan bakteri. Bakteri yang tidak bergerak tersebut membuat bakteri jahat akan tumbuh sehingga timbul komplikasi entrokolitis, yaitu peradangan di usus akibat dari bakteri yang tumbuh dan gerakan usus yang tidak normal.

Jika komplikasi entrokolotis ini sudah terjadi, maka kondisi bayi sudah tidak bagus lagi dan bisa menyebabkan kematian.

Pemeriksaan

Bila orangtua menemukan gejala-gejala hirschsprung, bayi harus segera dibawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari amnanesis, pemeriksaan fisik termasuk colok dubur, foto polos abdomen, barium enema, dan biopsi hisap.

Saat pemeriksaan amnanesis dilakukan, dokter akan menanyakan riwayat kelahiran bayi seperti kapan waktu mekonium keluar, kenaikan berat badan, kedaan perut yang kembung dan lain-lain. Setelah itu dilakukan pemeriksaan dengan colok dubur, biasanya terdapat tinja yang menyemprot setelah jari ditarik.

Sebagai pemeriksaan penunjang, biasanya dilakukan foto polos abdomen untuk melihat ada tidaknya pelebaran usus bagian atas, banyaknya udara dan keadaan usus bagian bawah yang menyempit.

Untuk mendapatkan hasil foto yang lebih jelas, maka digunakan foto kontras yang disebut barium enema untuk lebih mempertegas pelebaran pada kondisi usus dan penyempitan di bagian bawah.

Melalui pemeriksaan foto ini akan terlihat zona yang lebar dan zona yang sempit (zona transisi_lihat gambar). Terakhir, dilakukan pemeriksaan biosi hisap untuk lebih memastikan ada atau tidaknya saraf pada usus tersebut.

Namun dengan pemeriksaan klinis, riwayat melahirkan, uji colok dan foto zona transisi, adanya hirschsprung sudah bisa ditentukan. Jadi biopsi hisap tidak selalu dilakukan untuk menegakkan diagnosis hirschsprung. Namun, bila pasien ingin lebih mempertegas diagnosis, barulah dilakukan biopsi hisap.

Operasi Hirschsprung

Untuk mengatasi hirschsprung, dilakukan tindakan operasi pada usus besar bayi tersebut. Sebelum dilakukan tindakan operasi, hal pertama yang dilakukan adalah memperbaiki keadaannya dahulu, yaitu mengeluarkan kotoran yang menumpuk di dalam usus dengan rectal cup secara berkala untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Terkadang karena berat badan bayi masih kecil maka dilakukan tindakan kolostomi, yaitu membuat saluran dari bagian usus kolon bagian distal untuk mengeluarkan kotoran dengan lancar.

Jika berat badan bayi sudah meningkat dan hilangnya komplikasi entrokolitif, maka dilakukanlah operasi tahap berikutnya yaitu operasi definitif, yakni operasi pemotongan dan pembuangan usus besar bagian bawah yang tidak memiliki saraf. Kemudian bagian usus yang ada sarafnya ditarik ke bawah untuk menggantikan usus yang telah dibuang.
Operasi kolostomi umumnya tidak harus dilakukan jika berat badan bayi bagus. Jadi operasi yang dilakukan hanyalah definitif saja dan hanya dilakukan satu kali. Namun karena dahulu orangtua membawa bayinya dengan keadaan gizi yang buruk, maka dokter tidak berani langsung melakukan operasi definitif.  Operasi definitif dilakukan setelah kondisi gizi bayi sudah membaik, umumnya 2-4 minggu barulah dilakukan tindakan.

Jadi tindakan operasi definitif dilakukan dengan berpatokan pada berat badan bayi dan gejala entrokolitifnya, dimana gejala entrokolitis merupakan kondisi yang berat dengan terjadiya demam tinggi, hingga diatasi lebih dahulu dengan antibiotik. (ind)
(tty)

http://health.okezone.com/read/2013/05/08/483/804310/bayi-sembelit-terus-awas-hirscsprung