Minggu, 05 Mei 2013

Antioksidan Tinggi, Teh Putih Efektif Cegah Virus Flu Burung - BeritaSatu

Jakarta - Teh putih (white tea) tak hanya menjadi ikon teh Indonesia, seperti halnya Jepang terkenal dengan Japanese green tea atau China dengan oolong tea-nya. Kini teh putih menjadi salah satu solusi alternatif untuk penanggulangan penyakit flu burung yang sekarang masih menjadi ancaman, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Bahan teh putih yang dikenal dengan sebutan tee poetih ini, khususnya seri Gamboeng yang diproduksi oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) adalah pucuk teh yang masih kuncup yang disebut peko.

Peko diolah tidak melalui proses oksidasi (atau hanya sedikit terjadi oksidasi) polifenol, sehingga teh putih memiliki antioksidan tinggi.

Teh putih atau baicha ini memiliki rasa yang lembut dan menyegarkan, serta beraroma wangi. Tetapi yang penting sangat baik untuk kesehatan sebagai pencegah terjadinya mutasi sel penyebab kanker.

Secangkir teh putih mengandung antioksidan setara dengan 12 gelas jus jeruk.

Didiek Hadjar Goenadi, Presiden Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), salah satu BUMN yang memproduksi teh putih, mengatakan, seri klon Gamboeng terbukti memiliki antioksidan tertinggi di dunia.

Karena itu, pihaknya melakukan kerja sama riset secara sinergis dengan Avian Influenza Zoonosis Research Centre Universitas Airlangga (AIRC-UNAIR) Surabaya.

“Kerja sama ini telah berhasil mengeksploitasi dan memanfaatkan teh putih klon Gamboeng sebagai minuman menyegarkan sekaligus pencegah penyakit flu burung pada manusia,” ujarnya, di Jakarta, Selasa (30/4).

Menurut Didiek, penyakit flu burung masih menjadi masalah besar dan mengkhawatirkan, baik bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat negara lain di dunia. Jumlah kasus kematian masyarakat Indonesia akibat virus ini masih tertinggi di dunia, sekitar sepertiga dari jumlah kasus dan kematian dunia.

Sedangkan, bahan perlindungan masyarakat Indonesia terhadap penyakit ini, berupa antiretroviral sebagai penangkalan secara dini maupun vaksin flu burung strain Indonesia yang dipertanggungjawabkan secara akademik belum tersedia secara luas. Karena mengandung antioksidan tinggi, teh putih ini efektif untuk mencegah ancaman virus flu burung.

Kerja Sama Riset
Kerja sama riset di tingkat laboratorium ini menghasilkan suatu temuan bahwa virus flu burung pada manusia strain Indonesia tidak tumbuh lagi setelah diberi seduhan teh putih klon Gamboeng setiap hari selama 10 hari.

Hasil ini mempunyai makna sangat penting, bahwa selain berfungsi sebagai minuman menyegarkan, teh putih juga berfungsi sebagai antiretroviral flu burung strain Indonesia.

“Dengan minum teh putih klon Gamboeng masyarakat indonesia bisa terhindar dari infeksi virus flu burung. Berdasarkan atas tingkat keganasan H5N1 yang tinggi, maka ada kemungkinan teh putih klon Gamboeng mampu untuk menangkal virus influenza lainnya, dan virus flu burung tipe lain seperti H7N9 yang sekarang mewabah dari Tiongkok,” tuturnya.

Didiek mengatakan, pengembangan teh menjadi antiretroviral adalah salah satu upaya untuk mempertahankan produksi teh dalam negeri. Pasalnya, usaha perkebunan teh di Indonesia masih menghadapi banyak masalah, sehingga produksi dan luasan kebun teh secara nasional menurun, ekspor menurun, serta banyak petani dan pengusaha kebun teh mengalami kerugian.

Tidak heran saat ini luasan kebun teh nasional mengkerut sebesar 2,5 persen per tahun, karena banyak pengusaha atau petani teh yang bergerak di hulu. Padahal komoditi teh di Indonesia berperan strategis dalam penyelematan lingkungan ekologi, sosial, dan sejarah bangsa.

Teh adalah komiditi yang tidak beruntung dalam belasan tahun terakhir, karena harganya terus tidak kompetitif. Akibatnya pelaku usaha sudah mulai berpikir untuk mengonversi tanaman teh menjadi komoditas lain.

“Ada yang mengonversi tanaman teh menjadi kelapa sawit, karet, atau bahkan buah-buahan. Ini mengkhawatirkan mengingat Indonesia, khusus Jawa Barat, teh sudah menjadi ikon bahkan sejak nenek moyang di zaman kerajaan dulu,” ucapnya.

Itulah mengapa saat ini pemerintah dan pelaku usaha berupaya bagaimana caranya mendorong agar bisnis teh menjadi sangat menarik. Apabila menggunakan varietas tanaman teh sebelumnya dan dengan teknologi ala kadarnya, maka perusahaan hanya bisa mendapatkan hasil 1-2 ton teh per ha per tahun.

Tetapi dengan menggunakan teknologi dan varietas baru yang disebut Gamboeng tersebut bisa meningkatkan produktivitas sampai 5 ton per ha per tahun.

Upaya lainnya adalah mengembangkan hilir (bahan olahan), sehingga memperkuat hulu (perkebunan teh). Pasalnya, industri teh tumbuh luar biasa bagus dan harganya sangat mahal, tetapi ironisnya harga pucuk teh selalu tidak menguntungkan petani.

Sebaliknya, kalau di produk olahan teh nilainya luar biasa tinggi dan industrinya terus berkembang.

http://www.beritasatu.com/kesehatan/111216-antioksidan-tinggi-teh-putih-efektif-cegah-virus-flu-burung.html